Mohon tunggu...
Ika Maya Susanti
Ika Maya Susanti Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas dan pemilik blog https://www.blogimsusanti.com

Lulusan Pendidikan Ekonomi. Pernah menjadi reporter, dosen, dan guru untuk tingkat PAUD, SD, dan SMA. Saat ini menekuni dunia kepenulisan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Berbagai Pengalaman Tak Terlupakan Menjadi 'Kutu Loncat' Pengajar (Bagian 1) - Menjadi Dosen

1 November 2022   22:42 Diperbarui: 1 November 2022   23:01 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya di tengah-tengah para mahasiswa saat studi di Camp Vietnam yang ada di Pulau Galang. Foto: dokumen pribadi

Mulai hari ini sampai tanggal 30 November mendatang, saya ingin mengikuti tantangan menulis dari Om Jay di Kompasiana ini. 

Nah, karena katanya lebih bagus kalau satu bulan satu tema, jadilah saya ingin menceritakan pengalaman saya selama menjadi pengajar. 

Apalagi setiap tanggal 25 November diperingati sebagai hari guru nasional. Pas deh!

Hingga kini, sudah ada empat tempat yang memberikan saya pengalaman mengajar. Seumur-seumur, saya pernah menjadi dosen, guru PAUD di taman penitipan anak, guru SMA berasrama, hingga guru Madrasah Ibtidaiyah. 

Baiklah, mari saya ceritakan satu persatu. Kali ini di tulisan hari ini, saya ingin menceritakan cerita pengalaman saya menjadi dosen. 

Kesempatan menjadi dosen saat itu berawal ketika saya membaca lowongan di surat kabar tempat saya bekerja di tahun 2007. Ada sebuah politeknik di Batam yang membutuhkan dosen bahasa Indonesia.

Saat saya cari tahu, ternyata yang sudah menjadi pengajar di sana adalah seorang jurnalis senior dari surat kabar lain serta seorang senior FLP yaitu alm. Nurul F Huda.

Kebetulan untuk menjadi dosen di saat itu masih bisa dengan modal ijazah S1 untuk mengajar jenjang D3.

Karena yakin dengan pengalaman saya di bidang jurnalistik, saya pun maju mencoba melamar. Pikir saya, ya siapa tahu, bisa ada peningkatan pendapatan. Hehehe, ini alasan jujur sekali!

Singkat cerita, saya bisa diterima di sana dengan posisi sebagai pengajar. Bahkan beberapa bulan kemudian mendapat tanggung jawab  sekaligus menjadi pengampu mata kuliah bahasa Indonesia, Kewarganegaraan, dan Agama. Agama ini termasuk Islam, Budha, dan Kristen.

Yang awalnya menjadi reporter, lalu harus menggeluti dunia akademis memang membuat saya jadi harus belajar banyak. Untungnya, S1 saya adalah Pendidikan  Ekonomi. Jadi saya pun tidak terlalu kikuk saat diminta untuk mengajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun