Lebaran ke Singapura ini bukan ajang sok gaya, lho ya. Tapi karena dulu itu kemampuan uang saya malah lebih bisa cukup untuk dipakai jalan-jalan ke Singapura sewaktu lebaran dari pada mudik ke Jawa. Ongkos pesawat Batam Surabaya itu begitu tinggi!
Jadi sewaktu H+2 lebaran, saya dan beberapa teman main ke apartemen teman yang ada di Chua Chu Kang Singapura. Dia dan keluarganya asli melayu dan juga berstatus muslim.
Pulangnya, kami dikasih angpau lebaran. Alasannya sama, karena saya dan teman masih berstatus lajang dan itu adalah adat melayu. Padahal, umur kami saja saat itu sudah seperempat abad lho!
Alhamdulillah, masing-masing dari kami waktu itu mengantongi angpau berisi uang dua dolar Singapura. Tapi sayang, uang dari angpau itu akhirnya kami kumpulkan untuk patungan bayar hotel di Little India. Gara-garanya kami kemalaman pas mau balik ke Batam. Ferry yang beroperasi sudah habis. Dalam hati, untung hari itu dapat rezeki angpau lajang.
Jadi, tak selamanya jadi lajang itu menyedihkan, yang harus disudutkan dengan pertanyaan kapan menikah pas silaturahmi di waktu lebaran. Alhamdulillah, Allah malah pernah membuat saya bahagia dengan status lajang saya sewaktu berlebaran di tanah rantau.Â