Mohon tunggu...
Ika Maya Susanti
Ika Maya Susanti Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas dan pemilik blog https://www.blogimsusanti.com

Lulusan Pendidikan Ekonomi. Pernah menjadi reporter, dosen, dan guru untuk tingkat PAUD, SD, dan SMA. Saat ini menekuni dunia kepenulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menjemput Dermawan

18 Februari 2022   07:50 Diperbarui: 18 Februari 2022   07:53 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Pixabay

Heni agak sedikit terkejut mendengar kata-kata yang bernada maksud halus tersebut. Sepertinya Bu Sofi agak mengerti arah pikiran dari Heni.

"Bu Heni sih enak, masih lajang, belum berkeluarga. Tapi, Bu Heni juga sedang kuliah juga, tho? Rasanya, kerjaan yang ini dipertahankan saja dulu. Itu kalau saran saya sih. Soalnya kan bisa jadi pengalaman kerja. Sekaligus, Bu Heni juga jadi dapat tambahan uang. Ya nanti, coba deh sambil ngasih les ke anak-anak juga. Anak-anak TK itu sekarang lagi banyak yang butuh les baca tulis dan hitung lho, Bu. Soalnya kalau nggak gitu, mereka susah buat ngadepin tes masuk ke SD," panjang lebar Bu Sofi berujar. Tak hanya sekedar menepis apa yang sedang dirisaukan oleh Heni. Heni pun merasa, Bu Sofi sepertinya bisa mengerti bagaimana mengatasi kegalauan di hati Heni terhadap situasinya sekarang dan nanti.

"Waduh Bu, saya salut sama Ibu. Ya, mungkin karena saya masih baru lulus SMA barangkali ya. Jadinya pikiran-pikiran seperti itu, saya masih belum terpikir sampai ke situ."

Menanggapi ucapan Heni, Bu Sofi cuma tersenyum. "Ya nanti kalau Bu Heni sudah punya tanggungan keluarga seperti saya, pasti mikirnya juga begitu, Bu. Sekarang begini saja lho, kita cuma lulusan SMA. Lalu bisa kerja. Itu alhamdulillah lho, Bu. Coba deh Bu Heni lihat di sekitar. Banyak lho Bu orang yang kepengen kerja. Jadi guru TK dibayar seratus ribu juga mau!"

**

Musik Hadad Alwi menggema dari telepon genggam milik Heni. Ada pesan masuk. Heni langsung meraih benda mungil itu dan membuka pesan yang terbaca olehnya siapa pengirimnya. Pesan dari Bu Sofi.


"Bu, kita dpt 500 rb lho satu orangnya. Soalnya hsl dana yg kita dpt kemarin banyak. Bu Heni saya tunggu ntar sore ya di rmh utk ambil bagiannya. Lumayan Bu, buat lebaran!"

Entah apakah harus tersenyum ataukah tidak. Tapi Heni berniat untuk tetap mengambil uang itu. Bukan untuk membeli sesuatu yang baru di hari lebaran. Tabungan miliknya sudah siap menunggu karena ada biaya kuliah di bulan depan yang menanti untuk diisi.

**

Usai pulang dari rumah Heni, Desi seperti tidak bisa menunggu lama saat ia akhirnya bisa bertemu dengan suaminya.

"Mas, aku mau cerita nih tentang masalahnya Heni."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun