Mohon tunggu...
Ika S Rukmana
Ika S Rukmana Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengapa Takut ke Dokter Gigi?

2 Desember 2015   08:55 Diperbarui: 2 Desember 2015   09:26 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pulang yuk, Maaaa....,” rengek Mimi (3 tahun) beruaraian air mata. Naila dengan lembut mengusap kepala upik kesayangannya, sambil meyakinkan bahwa dokter gigi tidak jahat kepadanya. Mimi menghentikan isakannya tapi kecemasan bersisa di wajahnya. Naila, ibu Mimi, maklum dengan tingkah Mimi. Toh, bukan kali ini saja Mimi menunjukkan keengganannya bertemu sang dokter.

  • Wujud Proteksi Diri

Orangtua yang memiliki anak balita tentu tidak asing dengan adegan diatas. Hanya saja, kalau Naila dengan mudah menenangkan buah hatinya itu, orangtua lain mungkin harus mencari cara yang manjur untuk melancarkan rayuan manis dan sejuta janji untuk meyakinkan anaknya. Hal ini umum terjadi pada anak – anak. Kita tidak perlu berlebihan menanggapinya. Bahkan kalau boleh jujur, kitapun pernah merasakannya ketika kita masih kecil dulu.

Bagaimana tidak, peralatan di klinik gigi memang merangsang timbulnya daya khayal anak – anak. Kabel dan selang instrumen yang bergelantungan, menciptakan imajinasi robot gurita raksasa yang siap merengkuh korban jiwa. Jika tidak demikian, bentuk instrumen yang besar dan aneh membuat anak takut akan kesakitan ketika giginya diperiksa.

Sekalipun demikian, masalah yang timbul pada diri anak berusia tiga tahun ketika berkunjung ke dokter gigi, tidak selalu bermula dengan imajinasi yang berlebihan. Kecemasan dan rasa takut itu adalah wujud perlindungan terhadap diri sendiri. Ketika anak berumur tiga tahun, umumnya mulai menyadari fungsi anggota tubuh. Tak heran jika muncul sensitivitas terhadap bagian tubuhnya, hingga ada rasa melindungi anggota tubuhnya itu. Termasuk juga mulut dan gigi yang ada di dalamnya.

  • Jelaskan dengan Tuntas

Pakar kesehatan menyarankan agar anak diajak berkunjung ke klinik gigi segera setelah usianya mencapai dua tahun, tanpa perlu menunggu munculnya masalah gigi. Kunjungan ini akan membawa kesan bahwa pemeriksaan gigi adalah perawatan rutin, dan tidak selalu menyakitkan.

Kunjungan pertama ini, sebaiknya dipersiapkan dengan cermat. Mintalah bantuan dan kerjasama dokter gigi untuk melakukannya. Beberapa hari sebelum kunjungan, tanyakan pada dokter apa yang akan dialami si kecil saat kunjungan pertamanya. Dengan demikian anda bisa menjelaskan kepada si kecil, juga mempersiapkannya.


Jika si kecil merasa takut dan bertanya kemungkinan rasa sakit yang dialami, tak perlu berbohong padanya. Katakanlah sesekali akan terasa sakit tetapi yakinkan dia bahwa dokter akan berhati – hati dengan giginya. Apapun alasannya, mengattakan pada si kecil dengan jujur akan jauh lebih baik. Terjalinnya kepercayaan si kecil pada dokter, kelak akan dibutuhkan ketika perawatan gigi emmasuki tahapan yang tidak nyaman dan mendatangkan rasa sakit.

Setelah kunjungan pertama selesai dengan baik, jangan biarkan semua , kelak akan dibutuhkan ketika perawatan gigi emmasuki tahapan yang tidak nyaman dan mendatangkan rasa sakit.

Setelah kunjungan pertama selesai dengan baik, jangan biarkan semua semuanya selesai begitu saja. Mintalah dia menggambarkan suasaana saat di periksa. Atau, Belikanlah alat perawatan gigi yang bisa membuatnya merawat gigi bonekanya sehingga dengan cara ini anda mendorong anak tetap mempertahankan kesan baik tentang perawatan gigi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun