Di hadapan Psikolog, seorang ibu bercerita. Setiap kali marah, anak saya (2,5 tahun) selalu memukul kepalanya atau membanting barang–barang di dekatnya. Di lingkungan rumah kami tidak banyak anak sebayanya, sehingga ia selalu saya minta untuk bermain di dalam rumah. Jika saya ajak ke rumah neneknya, ia senang sekali, karena disana banyak anak–anak seusianya. Tetapi, kalau bermain ia sering memukul teman-temannya itu. Apa yang harus saya lakukan untuk mengatasi anak saya itu?
Bagaimana jawaban Psikolog? Mari kita simak!
Sebagai orang tua, anda harus memperhatikan kebutuhan-kebutuhan anak Anda. Kebutuhan – kebutuhan yang tidak terpenuhi akan menimbulkan perasaan yang tidak menyenangkan. Biasanya, pada usia itu hal tersebut diekspresikan dalam bentuk marah. Ekspresi marah bisa juga akibat menirukan sikap orang dewasa yang terdekat dengannya.
Pola asuh yang mendukung sangat dibutuhkan pada usia ini, saat anak mulai belajaar hal-hal yang baik dan tidak baik. anak juga mulai mengembangkan konsep diri. Pada tahap permulaan hal ini sangat dipengaruhi oleh tingkah laku orang-orang yang berarti bagi drinya, terutama orang tuannya. Anak seyogyanya harus dibiarkan bermain dengan anak-anak sebayanya. Dengan demikian, anak akan belajar bersosialisasi.
Untuk anak anda, karena ia tidak mempunyai banyak teman bermain, sebaiknya Andalah yang menjadi teman bermainnya. Jika Anda sibuk, anak bisa diberi mainan-mainan yang mendidik, seperti balok-balok yang bisa di bongkar pasang (untuk kreativitas), form board (untuk mengenal bentuk dan keterampilan motorik halus), atau kotak pasir (untuk mengenal bentuk dan berimajinasi). Untuk melatih keterampilan motorik kasar, Anda bisa bermain lempar tangkap bola dengannya,. Jika anak belum mampu bermain permainan-permainan yang seharusnya bisa dilakukan oleh anak seusianya, mungkin saja ia frustasi dan akhirnya marah.