Mohon tunggu...
Sosbud Pilihan

Balikpapan Sering Banjir, Kenapa?

6 Agustus 2017   14:39 Diperbarui: 6 Agustus 2017   14:46 2744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sisi lain, daerah pinggiran/pedesaan kini mulai berusaha membuka lahan. Salah satu caranya dengan membakar hutan, dan meratakan perbukitan. Tiap sisi memiliki masalah masing-masing, hasil dari kedua element masalah tersebut adalah tidak adanya penyerapan air sehingga perlu system drainase yang lebih besar atau wadah penyimpanan air.

Perubahan Iklim

Kian banyak sekali masyarakat mulai mengeluh, mengapa ketika hujan terjadi banjir sedangkan ketika kemarau kesulitan air. Pemanasan global atau yang sering disebut perubahan iklim dapat memicu bencana. Salah satunya adalah banjir, kenaikan suhu bumi membuat iklim tidak lagi stabil. Salah satu pemicunya adalah gas CO2yang dihasilkan oleh kegiatan industri, kendaraan bermotor, dan kegiatan lain.

Kita sadari perubahan iklim merubah segala kondisi lingkungan tapi sebagai manusia kita harus melakukan mitigasi dan adaptasi. Bencana ini tidak bisa lagi dihindari harusnya kita memahami bahaya dan dampak yang terjadi. Baiknya adalah bagaimana sikap kita terhadap penyebab bahaya. Pentingnya edukasi untuk masyarakat untuk kembali tersadar menghadapi bencana ini.

Tingginya intensitas curah hujan di Balikpapan berdampak bertambahnya titik genangan air. Terganggunya proses mobilisasi, ekonomi, dan rutinitas dirasakan oleh hampir seluruh masyarakat Kota Balikpapan. Perbedaan dari tahun-tahun sebelumnya, dengan curah hujan yang sama titik banjir meningkat. Mengapa hal ini dapat terjadi?

Pembangunan Kota Balikpapan

Pembangunan kota yang semakin pesat, kini mulai kita rasakan. Pembangunan ini merupakan dampak jumlah pertambahan penduduk serta nilai invetasi yang masuk di Balikpapan. Lokasi yang strategis dalam bidang pelayanan jasa ini menjadi tempat yang nyaman bagi para pendatang.

Kondisi kontur tanah Balikpapan tergolong tanah gembur dan berbukit. Sehingga, dengan kondisi tanah ini sangat mudah sekali terjadi longsor. Sehingga perlu perhitungan yang tepat dalam melakukan pembangunan. Sayangnya, makin laun semakin tinggi bencana tanah longsor di Balikpapan yang diiringi dengan curah hujan yang tinggi. Faktanya adalah air akan mencari celah untuk masuk dalam permukaan tanah menuju lapisan air tanah, disanalah peran penting pepohonan dalam mencegah penggeseran tanah dan membantu air masuk dalam tanah. Dengan adanya pembangunan, menyebabkan menurunnya penyerapan air sehingga perluadanya aliran air (drainase) untuk membawa air kehulu. Semakin tinggi pembangunan gedung, semakin banyak air yang tidak mampu terserap dalam tanah karena porositas yang semakin kecil.

Sebaliknya, kondisi yang kita alami sekarang adalah tingkat pembangunan tidak diiringi dengan peningkatan pengelolaan drainase. Dapat kita lihat dampak yang terjadi adalah genangan air ditiap titik dan menurunnya insfrak struktur jalan. Dampak jangka panjang yang terjadi yaitu penurunan muka tanah karena tidak sesuainya daya dukung dan daya tampung lingkungan yang ada.

Artinya, urgensi pengelolaan lingkungan sangat penting.Ada kesadaran masing-masing element dalam membangun kota Balikpapan menjadi kota green urban city, yaitu tetap melakukan pembangunan tanpa menyampingkan aspek lingkungan. Hal-hal yang dapat dilakukan dari hal yang kecil adalah membuat taman diperkarangan rumah, penampungan air hujan, mengelola sampah rumah tangga, tidak membuang sampah pada saluran air dan kegiatan lain yang mendukung pengelolaan lingkungan.

Entah kapan lagi, terlebih lagi Balikpapan kini telah menjadi sorotan tentang pembangunan yang milinial salah satunya adalah Bandar udara Sepinggan. Terbukanya pintu gerbang ini, juga menjadi alasan pembangunan tersebut mulai menjamur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun