Mohon tunggu...
Ika Damayanti
Ika Damayanti Mohon Tunggu... Lainnya - Ika Damayanti

Universitas pekalongan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Waspadai Ancaman Obesitas pada Remaja

25 Oktober 2020   11:50 Diperbarui: 25 Oktober 2020   13:29 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Obesitas merupakan penumpukan lemak yang berlebihan akibat ketidakseimbangan asupan energi(energy intake) dengan energi yang digunakan (renergy expenditure) dalam watu lama. Epidemi obesitas menjadi sorotan utama masalah gizi hampir di seluruh dunia. Pada dasarnya obesitas dapat menyerang siapa saja dan dari sgala usia. Berdasarkan data dari WHO menyebutkan jumlah pengidap obesitas di dunia mencapai 650 juta, sementara pada anak dan remaja usia 5-19 tahun mengalami kegemukan sebanyak 340 juta. sedangkan di Indonesia sendiri anka kejadian obesitas pada remaja mencapai 29,5% berdasarkan data riskesdas denga angka tertinggi berada di Sulawesii Utara. Kabarnya, tren obesitas ini diperkirakan akan terus mengalami peningkatan sampai tahu 2030.  

Apa sebenarnya yang menjadi penyebab obesitas pada remaja?

Bertambahnya pengidap obesitas pada remaja disebabkan oleh beberapa faktor risiko antara lain gaya hidup, pola makan, faktor genetik, aktivitas fisik, dan psikologi. Gaya hidup dan pola makan remaja saat ini menjadi pemicu terjadinya obesitas, seperti remaja yang suka nongkrong di kafe, makan makanan junk food, fast food, minuman bersoda, dan lain-lain. Memakan makanan yang melebihi porsi , kebiasaan ngemil di waktu luang meupakan faktor yang mempengaruhi kejadian obesitas. Konsumsi makanan yang berlebih tanpa disertai aktivitas fisik yang cukup untuk menyeimbangi jumlah kalori yang masuk dan disertai dengan juga dapat memicu terjadinya obesitas pada remaja hal ini dikarenakan beberapa orang yang mengalami stress akan melampiaskan pada makanan sehingga akan menimbulkan masalah gizi lebih (obesitas). 

Kapan seorang remaja dianggap mengalami obesitas?

Gejala obesitas yang paling mudah dikenali adalah adaanya kelebihan lemak dalam tubuh. Anda juga dapat mengetahui kondisi ini denga meakukan pengukuran antrpometri menggunakan rumus IMT (indeks massa tbuh) yaitu dengan memmbagi berat badaan dengan tinggi badan. Batas ambang IMT menurut Kemenkes RI adalah kurus : 17-18,4 , normal 18,5-25, gemuk :25,1-27, obesitas : diaatas 27. Cara menentukan obesitas juga dapat dilakukan dengan melakukan pengukuran lingkar lngan, lingkar pinggang. Pengkategorian obesitas berdasarkan lingkar pinggang adalah lebih dari 90 cm untuk laki-laki dan 80 cm untuk perempuan. 

Apa bahaya yang ditimbulkan dari obesitas pada remaja?

Jika terus dibiarkan, obesitas dapat membahayakan remaja karena dapat menyebabkan komplikasi antara lain :

Penyakit jantung dan pembuluh darah

Obesitas pada remaja dapat menyebabkan penumpukan lemak dalam pembuluh darah. Sehingga terjadi sumbatan aliran darah pada pembuluh jantung dan otak . 

Penyakit diabetes, ginjal, dan stroke

Obesitas akan menyebabkan peradangan kronis yang berdampak pada menurunyya kepekaan insulin dari sel tubuh sehingga gula tidak dapat digunakan oleh sel dan tetap berada dalam pembuluh darah yang menyebabkan gula darah jadi tinggi. Kondisi gula darah yang tinggi akan memicu kerusakan pada ginjal, serta opembuluh darah kecil di otak dan jantung yang berujung pada gangguan otak dan jantung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun