Masih Ada Harapan
Lalu, apakah semua ini tanpa harapan? Tidak juga.
Pertama, kita harus mengakui admin medsos bukan sekadar tukang upload. Mereka garda depan demokrasi digital, dan sudah saatnya diberi mandat lebih: bukan hanya menghubungkan, tapi memastikan jawaban keluar dari dinas teknis.
Kedua, pemerintah perlu "jemput bola". Aparatur tersebar dari provinsi hingga RT. Kalau tiap level aktif memantau, mencatat, dan merespons, publik tidak perlu lagi marah-marah di kolom komentar.
Ketiga, budaya birokrasi harus berubah: dari "menghindar agar tak salah" menjadi "merespons meski belum sempurna." Netizen tidak selalu menuntut jawaban final; seringkali mereka hanya ingin didengar.
Akhirnya,
Jika pemerintah masih gagap di ruang digital, sejarah akan mencatat kita sebagai birokrasi fosil: punya medsos tapi hanya untuk upload foto seremonial. Padahal, yang dibutuhkan warga sederhana: kepastian bahwa suaranya sampai, didengar, dan ditindaklanjuti.
Netizen cerewet bukan tanda benci, tapi tanda peduli. Tugas kita adalah memastikan kepedulian itu tidak berubah menjadi sinisme permanen.
Karena pada akhirnya, suara rakyat bukan gangguan. Ia adalah nyawa demokrasi, yang setiap harinya mampir ke DM dan kolom komentar kita.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI