Mohon tunggu...
Ika Kartika
Ika Kartika Mohon Tunggu... Communicating Life

PNS yang percaya bahwa literasi bukan cuma soal bisa baca, tapi soal mau paham. Kadang menulis serius, kadang agak nyeleneh. Yang penting: ada insight, disampaikan dengan cara yang asik, dan selalu dari kacamata ilmu komunikasi—karena di situlah saya belajar dan bekerja. Seperti kata pepatah (yang mungkin baru saja ditemukan): kalau hidup sudah terlalu birokratis, tulisan harus tetap punya nyawa.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Apa yang Masih Bisa Kita Wariskan, jika Nilai Pun Mulai Kita Tinggalkan?

21 Juli 2025   10:21 Diperbarui: 21 Juli 2025   10:21 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Beberapa waktu lalu saya membaca sebuah thread di X (dulu Twitter), yang mengusik hati saya cukup dalam. Salah satu pernyataannya:
"Kalau kamu PNS, satu kakimu sudah di penjara."
Saya tercenung. Tak hanya karena ngeri, tapi juga karena... mungkin, ada benarnya.

Lalu apa yang harus kita lakukan?
Diam?
Main aman?
Jalanin saja seolah semua baik-baik saja, sambil sesekali bersyukur karena di luar sana yang ingin di posisi kita 'mengantre' begitu panjang?

Ketika Ruang Kerja Tak Lagi Memberi Teladan

Seseorang yang menyatakan dirinya CPNS juga menulis di X. Di ruangan kerjanya, ia sendirian menghadapi tumpukan pekerjaan dari A sampai Z.
Rekan-rekan satu ruangan---mayoritas generasi X dan boomer dengan gaji 5 jutaan dan tunjangan ada yang mencapai 19 jutaan setiap bulan, menghabiskan waktu dengan merokok, membuka YouTube dangdut, dan bercanda.
Laporkan ke siapa? Kabid pun tak jauh beda. Begitu kira-kira yang dia tulis.


Saya tercenung. Apakah benar sudah tak ada lagi PNS senior yang merasa punya tanggung jawab moral untuk memberi contoh bagi generasi penerus?
Kalau begitu keadaannya, lalu siapa yang akan menjaga api integritas tetap menyala?

Nilai Itu Menyakitkan, Tapi Juga Satu-satunya Pegangan

Saya sering bilang dalam berbagai kesempatan:

Yang membedakan kita dengan orang lain adalah nilai.

Bukan jabatan. Bukan gelar. Bukan siapa yang paling viral.
Namun saya juga tak naif. Saya tahu, menyimpan nilai itu melelahkan.
Namun sejarah juga mencatat:
Ada orang-orang yang bertahan. Yang menolak kompromi.
Dan yang akhirnya dikenang bukan karena jabatan, tapi karena nilai yang mereka bela sampai akhir.

Bung Hatta, misalnya.
Ia pensiun  dengan kondisi sangat sederhana. Tapi ia menolak korupsi, dan bahkan tak rela anaknya menumpang mobil dinas saat dia masih menjabat. "Beliau kan memang diberi mobil dinas selaku Wakil Presiden ... Anakanak pun tidak bisa ikut menumpang."
--- Meutia Hatta, putri Bung Hatta, mengenang sikap ayahnya dalam program Mata Najwa.
Namun hingga sekarang, nilainya tetap utuh, meski sudah meninggalkan dunia ini.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun