Mohon tunggu...
Ika Kartika
Ika Kartika Mohon Tunggu... Communicating Life

PNS yang percaya bahwa literasi bukan cuma soal bisa baca, tapi soal mau paham. Kadang menulis serius, kadang agak nyeleneh. Yang penting: ada insight, disampaikan dengan cara yang asik, dan selalu dari kacamata ilmu komunikasi—karena di situlah saya belajar dan bekerja. Seperti kata pepatah (yang mungkin baru saja ditemukan): kalau hidup sudah terlalu birokratis, tulisan harus tetap punya nyawa.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pemerintah tidak Perlu jadi Selebgram, dan Kreator tidak Perlu jadi Pejabat

27 Mei 2025   14:58 Diperbarui: 27 Mei 2025   14:58 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di beberapa daerah, kolaborasi ini sudah membuahkan hasil. Misalnya, seorang kreator lokal di Nusa Tenggara Timur membuat konten tentang pentingnya air bersih dengan gaya stand-up comedy. Dalam sepekan, videonya ditonton lebih dari 1 juta kali dan menarik perhatian hingga ke Kementerian.

Contoh lainnya, di Jawa Barat, sebuah vlog tentang program pelatihan digital untuk UMKM yang dibuat oleh youtuber lokal, menjadi sumber inspirasi dan mendorong ribuan orang untuk ikut mendaftar.

Cerita-cerita ini menunjukkan bahwa konten kreatif bukan hanya soal gaya, tapi juga dampak.

Ajakan: Bangun Simbiosis, Bukan Sekadar Kemitraan

Kolaborasi bukan soal siapa yang lebih hebat. Ini tentang saling melengkapi. Pemerintah tidak harus jadi selebgram, dan kreator tidak perlu jadi pejabat. Tapi keduanya bisa saling menguatkan.

Langkah konkrit yang bisa diambil mulai sekarang:
1. Bentuk Forum Kolaborasi Rutin -- ajang tukar ide dan rancang strategi bersama.
2. Susun SOP Kemitraan Kreatif -- panduan yang jelas agar kolaborasi tidak berhenti di niat baik.
3. Identifikasi dan fasilitasi kreator lokal -- beri mereka akses pada data, narasumber, dan ruang ekspresi.

Kita tidak sedang membangun narasi semata, tapi kepercayaan. Dan di era digital, kepercayaan lahir dari keterhubungan.

Penutup: Saatnya Bicara Hati ke Hati

Kita hidup di era di mana simpati digital lebih menentukan dari sekadar otoritas. Orang tidak hanya ingin tahu, tapi ingin merasa. Narasi yang menyentuh hati akan jauh lebih kuat dibanding pengumuman yang hanya memenuhi kewajiban.

Pemerintah dan kreator bisa jadi duo yang luar biasa---asal sama-sama mau mendengar, merendah, dan berbagi cahaya. Mari kita tidak hanya menyampaikan kebijakan, tapi menyalurkan inspirasi. Bersama.

Karena hari ini, yang kita butuhkan bukan hanya suara yang keras, tapi suara yang tulus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun