Mohon tunggu...
Ika NurFitriana
Ika NurFitriana Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Mahasiswa UIN MALANG

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenali Gangguan Perkembangan Bahasa Verbal

3 April 2022   09:14 Diperbarui: 6 April 2022   09:33 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Gangguan perkembangan bahasa merupakan ketidakmampuan atau keterbatasan seseorang dalam menggunakan simbol linguistik untuk berkomunikasi secara verbal. 

Sedangkan, perkembangan bahasa itu merupakan faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan anak dalam proses pembelajarannya. Oleh karena itu apabila gangguan bicara atau bahasa pada anak tidak diterapi dengan tepat dan cepat, maka akan terjadi gangguan kemampuan dalam membaca, perilakunya, penyesuaian psikososialnya, bahkan kemampuan akademisnya yang buruk. 

Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, baik itu secara lisan maupun lewat tulisan. Komunikasi verbal ini yang sering digunakan orang-orang untuk berkomunikasi satu sama lain. Komunikasi verbal ini biasanya digunakan untuk mengungkapkan perasaan, pemikiran atau gagasan, emosi, bertukar perasaan dan pikiran, untuk berdebat, bahkan bertengkar.

Umumnya, gangguan perkembangan bahasa verbal ini berupa speech delay (keterlambatan bicara pada anak) selain itu gangguan-gangguan yang lainnya adalah disfasia, disintegratif, dan sindrom asperger.

Disfasia merupakan gangguan spesifik pada perkembangan saraf yang dapat menyebabkan anak memiliki keterbatasan dalam berkomunikasi, baik secara ekspresif maupun reseptif. Gangguan ini dapat menyebabkan anak telat berbicara atau yang biasannya disebut dengan speech delay. 

Gangguan ini juga dapat menyebabkan seseorang menderita gangguan berbicara ini dalam jangka panjang atau yang biasanya disebut dengan speech disorder.


Gangguan disintegratif merupakan gangguan yang dapat mempengaruhi berbagai bidang perkembangan anak. Kondisi ini ditandai dengan hilangnya bahasa, keterampilan sosial, dan keterampilan motorik sebelum anak berusia 10 tahun setelah kurang lebih 2 tahun perkembangan anak berjalan dengan normal. Nama lain dari gangguan ini adalah sindrom Heller (karena gangguan ini pertama kali dijelaskan oleh Thomas Hiller), demensia infantilis, dan disintegrasi psikosis.

Sindrom asperger merupakan gangguan pada perkembangan mental dan saraf yang tergolong dalam gangguan spektrum autisme. Anak dengan sindrom asperger ini mengalami gangguan pada komunikasi dan interaksi sosialnya, namun ia masih memiliki kecerdasan dan kemampuan berbahasa yang baik. 

Berbeda dengan gangguan spektrum autisme lainnya, jika pada autisme penderita mengalami kemunduran pada kecerdasan dan penguasaan bahasanya, pada sindrom asperger penderita mahir dan cerdas dalam bahasa akan tetapi tampak canggung saat berkomunikasi.

Tanda-tanda gangguan perkembangan bahasa verbal

Setelah dilahirkan, anak tidak memberi respon terhadap suara dan tidak memiliki ketertarikan terhadap hubungan interaksi dengan orang lain. Pada usia 6 bulan, mata anak tidak melirik dan kepala juga tidak menoleh ke sumber suara bahkan anak tidak merespon jika ada yang memanggil Namanya dan anak juga sulit untuk berucap. 

Pada usia 12 bulan (1 tahun) anak tidak memiliki kata untuk diucapkan secara rutin dan kehilangan kemampuan bicara yang sudah pernah ada. Pada usia 15-18 bulan, anak tidak paham jika diajak berbicara. 

Pada usia 18 bulan anak tidak dapat mengucapkan 10 kata. Pada usia 2 tahun (24 bulan), anak tidak dapat menggunakan setidaknya 25 kata, pembendarahaan kata kurang dari 50, sulit dimengerti ketika berbicara dan tidak dapat menunjuk atau menyebut anggota badan. 

Anak juga tidak bisa memadukan atau mengkombinasikan kata benda dengan kata kerja. Selain itu, anak juga tidak mampu menggunakan frasa 2 kata. Pada usia 3 tahun, ucapan anak sulit dipahami karena tidak mampu menyebut nama benda dan tidak dapat menggunakan sebanyak 200 kata.

Faktor yang mempengaruhi gangguan perkembangan bahasa verbal

Faktor utama yang mempengaruhi gangguan perkembangan bahasa pada anak adalah lingkungan sekitar dan orang tuanya. Seperti; kurangnya stimulasi (rangsangan) yang diberikan kepada anak (pasifnya orang tua atau orang sekitar), pemakaian dua bahasa (bahasa ibu/pertama dan bahasa asing/kedua) sebelum waktunya. 

Selain itu, kebiasaan anak yang buruk yaitu kurangnya interaksi dengan masyarakat atau orang sekitar juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi gangguan perkembangan bahasa karena kosa kata pada anak dapat berkurang.

Terapi untuk mengatasi gangguan perkembangan bahasa verbal

Terapi wicara; terapi ini merupakan pengobatan pertama untuk mengatasi keterlambatan bicara (speech delay). Terapi ini dapat memberikan hasil yang baik karena kemampuan berbicara pada anak bisa menjadi normal saat mereka masuk sekolah.

jenis-jenis terapi untuk mengatasi keterlambatan berbicara

Anak dengan keterlambatan bicara (speech delay); terapi ini dilakukan dengan mengajaknya bermain dan memperkenalkan hal-hal baru lewat gambar atau bahasa isyarat yang dapat dimengerti oleh anak, cara ini dapat merangsang anak untuk berbicara

Anak dengan afraxia (kesulitan dalam mengucapkan suku kata tertentu); terapi ini dilakukan dengan berlatih di depan cermin atau merekam suara anak. Terapi ini bertujuan untuk mengajarkan anak agar dapat merespon pendengaran, baik lewat visual atau sentuhan.

Anak dengan kondisi gagap; terapi ini dilakukan secara perlahan dengan melatih anak berbicara lebih lambat dan lebih jelas. 

Selain itu, terdapat pula terapi penunjang yang dapat membantu proses penanganan gangguan bahasa yaitu:

Erghotheraphy; diperuntukkan untuk anak yang mempunyai masalah dalam pengucapannya.

Auditory integration training (AIT); termasuk dalam terapi penunjang melalui musik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun