Mohon tunggu...
Syamsurijal Ijhal Thamaona
Syamsurijal Ijhal Thamaona Mohon Tunggu... Penulis - Demikianlah profil saya yg sebenarnya

Subaltern Harus Melawan Meski Lewat Tulisan Entah Esok dengan Gerakan Fb : Syamsurijal Ad'han

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Iblis yang Tertipu

23 Desember 2018   18:59 Diperbarui: 29 Desember 2018   20:56 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Arepus Cula Merah keluar dari ruangan bernuansa kelam itu dengan lunglai. Cula merahnya tidak memancarkan api yang berkobar seperti biasanya. Matanya yang merah menyala, kali ini redup bagai habis disiram air kencing. Bibirnya yang tebal hitam tergantung menggelepai.  Sementara cambang, kumis dan janggutnya yang memang selama ini meranggas simpan siur, kini terlihat semakin sengkarut.  Paras yang betul-betul muram, bahkan lebih gelap dari Ruang Kegelapan, tempat dari mana Ia berjalan keluar.

Ada apa gerangan? Bukankah iblis termuda yang bernama Arepus Cula Merah ini biasanya selalu gembira? Apalagi inilah pertama kalinya ia mendapat titah dari raja iblis untuk masuk ke dunia manusia menggoda para penghuninya. 

Bagi Arepus menggoda manusia agar terjatuh ke jalan yang sesat adalah pekerjaan yang menyenangkan sekaligus mulia. Itulah semulia-mulia pekerjaan iblis. Para iblis akan sampai pada keimanan yang sejati bila semakin banyak manusia yang digelincirkan ke jalan yang sesat.

Suatu masa, ketika Arepus  belum bertugas menggoda manusia, ia mendengar salah seorang iblis senior  mengeluh kepada raja iblis.  Iblis senior itu sudah bosan menggoda para manusia dan ingin berhenti dari perbuatan merecoki manusia untuk berbuat jahat. 

"Saya mau tobat yang mulia dari menggoda manusia agar tergelincir ke jalan yang sesat." Begitu iblis senior  memulai permohonannya. Suaranya sangat pelan, terkesan ragu dan mungkin juga ada takutnya. Tapi dalam ruang kegelapan yang senyap, semua iblis bisa mendengarnya. Bahkan iblis Arepus juga mendengar cukup jelas ucapan iblis senior itu kendati ia berdiri di barisan paling buntut.

Mendengar perkataan iblis yang ingin tobat ini, seluruh iblis di ruangan itu terhenyak. Bahkan raja iblis sendiri untuk sesaat terkesima. Tanduk raja iblis yang bercabang tiga itu menyala semakin memerah. 

Dari dalam seperti ada bara api yang ingin muntah ke luar. Sorot matanya juga bagai dikobari api. Menyaksikan itu iblis yang lain semakin terpaku. Jika tanduk raja iblis menunjukkan gejala demikian, berarti dia sedang marah dan pasti tidak lama kemudian kedongkolannya segera akan dimuntahkan.   Ruangan Kegelapan menjadi senyap, tapi kemudian tersentak.

"Goblok....! Itulah kata pertama yang keluar dari mulut raja iblis ini. Keras membahana seakan ingin meruntuhkan atap Ruang Kegelapan.

"Goblok!...pekerjaan menggoda manusia agar tersesat adalah pekerjaan kita yang mulia. Perdalam lagi ilmu keiblisanmu, agar  paham bahwa surga dan neraka itu ada karena adanya para iblis  yang menggoda manusia! Bentak raja iblis, nafasnya tersengal-sengal saking geramnya.  "Coba kalau iblis semua tobat, lalu manusia semua jadi baik maka apa artinya neraka..., apa artinya surga...ha...! Raja iblis berucap dengan berapi-api, suaranya bagai halilintar yang menyambar-nyambar.  

"Kebenaran dari  isi kitab-kitab suci agama itu salah satunya ditentukan oleh berjalan-tidaknya tugas kita menggoda manusia. Kalau tak ada iblis dan semua jadi baik apa jadinya dengan isi semua kitab-kitab suci itu? Cerita tentang yang baik dan buruk, tentang para nabi yang mengajarkan kebenaran, dan kisah tentang iblis yang memang bertugas menggoda manusia semuanya termaktub dalam kitab-kitab suci. Kalau iblis tobat,  semua itu menjadi tidak ada artinya. Apakah kau ingin menunjukkan bahwa isi kitab-kitab suci itu tidak benar? Goblok...!" Lagi-lagi raja iblis membentak dengan suara menggelegar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun