Tampak seorang pria tengah duduk di sebuah ruangan yang sangat berantakan. Buku-buku dan beberapa pakaian berserakan dimana-mana. Sinar matahari pun tak mampu menembus ruangan itu, sunyi.. sepi... gelap.. dingin.. hanya ada lampu duduk yang meneranginya. Lagi pun ruangan itu kedap suara sehingga menambah kesan horor dalam ruangan itu.
Namun pria itu tampak begitu fokus tanpa mempedulikan mirisnya keadaan ruangan yang sedang ia tempati. Dia hanya sibuk dengan sebuah laptop yang sedang ia mainankan. Suara ketikan demi ketikan terdengar begitu cepat. Seperti kilat yang saling menyambar begitu pula paragraf demi paragraf mulai mencuat kepermukaan layar. Rambut yang berantakan dan pakaian yang lusuh membuatnya terlihat seperti gelandangan.
“Sedikit lagi,..... Ayo ayo ”. ucapnya
Suara ketikan terdengar begitu cepat....
“Yess... akhirnya selesai juga”.
Tampak ia menutup laptopnya dan segera berangkat ke tempat kerjanya di sebuah perpustakaan di pusat kota. Seperti perpustakaan lainnya, suasanya pun tak jauh berbeda sepi, hanya beberapa orang yang berkunjung dan membaca buku. Tugasnya pun tak begitu sulit hanya menjaga dan duduk di meja informasi saja.
“Permisi... Mas ? Mas???” Seorang perempuan mengalihkan fokusku.
“Ooohh iiyaaa... Ada apa mbaa?”.
“Saya mau mengembalikan novel yang saya pinjam”. Jelasnya
“Nama mbak nya siapa ya? Dan kapan meminjam bukunya?”. Tanyaku
“Nama saya Alma Nadira, hmmm kapan yah lupa lagi... hmmm kemarin lusa tanggal 21”. Dia mencoba mengingat ingat.