Mohon tunggu...
Iin R. Landa
Iin R. Landa Mohon Tunggu... -

What's in a name?\r\nThat Which we call a rose by any other name\r\nWould smell as sweet\r\n~William Shakespeare~

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Episode Putih Abu-abu

8 April 2011   04:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:01 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Kali ini aku mengerti, betapa harga sebuah kenangan tak tertebus oleh tahun-tahun kepergianku. Disini, di sebuah kota besar yang membuatku terasing. Dunia ini, tempat ini…bukanlah impianku, tapi ini adalah kesempatan yang datang ke pangkuanku. Kesempatan yang mungkin tak sama dengan apa yang pernah kuimpikan, tapi aku mencobanya.

Disini waktu hanya berlalu, tak pernah seindah dulu lagi. Tak seindah hari – hari yang kita lewati menyusuri lorong-lorong jalan ke sekolah. Tak seindah masa dimana kita masih bebas menggambarkan seperti apa itu impian. Aku merindukannya. Aku merindukan saat – saat kita duduk bersama dibawah pohon besar itu sepulang sekolah. Masih dengan seragam putih abu-abu kita, menghabiskan waktu dengan bertukar cerita, bertukar canda yang jenaka, dan terkadang juga bergosip. Masa dimana kita hanya menjadi diri kita sendiri, tanpa peduli bagaimana orang lain memandang kita.

Pohon besar itu, menyerap segalanya tentang kita. Semua kisah dan canda kita, bahkan terkadang tangis dan kedukaan. Bodhi Tree, begitu kita menyebutnya. Ah, tentu saja itu bukan benar-benar pohon Bodhi tempat dimana Sang Budha memperoleh kesempurnaan dan mencapai Nirvana, tapi di tempat itulah kita menyempurnakan kisah.

Episode indah bersama putih abu-abu dan warna kalian. Nuri, yang selalu mencoba bijaksana, yang membuat kita semua menjulukinya ibu Psikolog. Betty yang kalem, the most innocent one. Easy going girl, Lina, yang pernah stress gara-gara dipaksa untuk kuliah akutansi, (we know that she hate the most is mathematic, as I do). Girly girl, Shasa, yang selalu cinta pada pink hitamnya. Si cuek Syfa, yang selalu penuh percaya diri. Partner sejatiku sebagai penggila Komik, Tisna, (absolutely still crazy about Parfait Tic).

Kalian adalah nuansa, warna dan irama yang menyempurnakan episode putih abu-abuku. Aku, The most Introvert one, berharap menjadi nuansa dalam episode putih abu-abu kalian. I Miss You Guys.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun