Mohon tunggu...
Iim Ibrohim
Iim Ibrohim Mohon Tunggu... Ilmuwan - dosen

Dosen di Universitas Muhammadiyah Bandung, dan Ketua Yayasan Mutiara Embun Pagi Bandung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tiga Bekal Perjuangan

20 Agustus 2023   14:35 Diperbarui: 20 Agustus 2023   14:51 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillahir rahmanir rahim.

Mengawali harinya, rasulullah saw terbiasa membaca salahsatu doa. Pun ikhwatu iman terbiasa pula dengan itu. Doa tersebut ialah sebagai berikut;

Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik, dan amalan yang diterima (Hr. Ibnu Majjah, no. hadits 925).

Dari doa tersebut, nampak 3 hal yang secara konsisten dipanjatkan rasulullah saw. kepada Allah SWT. Pertama ilmu yang bermanfaat, kedua rizki yang baik, dan ketiga amalan yang diterima. Hal tersebut sangatlah wajar, ketiga permohonan itu sebagai bekal dalam mengarungi perjuangan. Melalui ilmu, kita dapat mengetahui mana yang benar, dan mana yang salah. Mana yang baik, dan mana yang buruk. Bahkan dengan illmu, kita ditunjukkan arah yang harus tempuh. Peribahasa Arab menyebutkan, al ilmu nurun, wal jahlu dharun. Ilmu itu cahaya, dan bodoh itu berbahaya.

Selanjutnya, dengan rizki yang baik, tubuh kita akan diisi nutrisi baik. Setiap amalan kita dibiayai dengan yang baik. Dengan rizki yang baik pula, akan terlahir generasi yang pastinya baik-baik. Demikian juga dengan permohonan amalan yang diterima. Apalah arti berbagai perjuangan yang selama ini kita lakukan, jika semua itu tidak diterima oleh sang Penerima amalan. Semuanya hanya akan menjadi sia-sia. Untuk diterima amal, maka kepala kita harus diisi ilmu yang bermanfaat, dan tubuh kita, diisi dengan rizki yang baik.

Ikhwatu iman rahima kumullah, bekal pertama rasulullah saw dalam berdakwah rupanya ilmu yang bermanfaat. Berbicara ilmu, para ahli melakukan pembagian. Sebut saja Imam al Ghazali, membagi ilmu pada 2 macam, pertama ilmu fardhu ain, seperti ilmu tentang salat, puasa, bersuci dll, dan kedua fardhu kifayah, seperti ilmu kedokteran, astronomi, pertanian dan sejenisnya. Selain itu, imam al Ghazali membagi ilmu kedalam ilmu syar'iyah dan ghair syar'iyah. Semua ilmu syariyyah, baik yang masuk kategori 1) pokok (ushul) seperti al quran, sunnah, ijma ulama dan atsar shahabi, 2) cabang (furu) seperti fiqih, 3) pengantar (muqaddimat) seperti bahasa, dan 4) pelengkap (mutammimat) seperti makharijul khuruf dan qiraat, semuanya bersifat terpuji. Berbeda dengan ilmu ghair syar'iyyah, ada yang sifatnya a) terpuji (mahmudah) seperti kedokteran, pertanian dan teknologi, b) diperbolehkan (al mubahah) seperti sejarah dan sastra, dan c) tercela (al mazmumah) seperti sihir, astrologi dan filsafat.

Ibnu Khaldun membagi ilmu menjadi 2, pertama ilmu naqliyyah, yaitu ilmu yang bersumber dari al quran dan al Sunnah seperti ilmu tafsir, qiraah, hadits, ushul fiqih, dan sejenisnya. dan kedua ilmu aqliyyah yang bersumber dari aqal, seperti ilmu mantiq, alam, metafisik, ilmu hitung dll. Al Farabi mengelompokkan ilmu kedalam 5 macam, pertama ilmu bahasa seperti (nahwu, sharaf dan sejenisnya), kedua logika seperti (pengertian, manfaat dan silogisme), ketiga propadetis (ilmu hitung yang mencakup geometri, optika, astronomi, astrologi, music dll), keempat ilmu fisika dan matematika, dan kelima ilmu sosial, hukum dan kalam.

Ibnu bathlan membagi illmu menjadi 3, pertama ilmu keagamaan, kedua filsafat, dan ketiga ilmu alam. Konferensi Dunia tentang pendidikan Islam 1980 (di Pakistan), membagi menjadi dua ilmu, pertama perennial (abadi) (naqliyah), dan kedua acquired (temuan), aqliyah. Terakhir Nurkhalis Majid membagi menjadi 4, pertama ilmu fiqih, kedua tasauf, ketiga kalam dan keempat falsafah.

Jika disimpulkan, ilmu-ilmu yang dibagi para ilmuan muslim tersebut, maka ilmu Islam itu mencakup urusan duniawi dan ukhrawi. Allah SWT sebagai Dzat yang mengamanahkan kepada ummat manusia menjadi khalifah fil ardh, serta saat kembali kepada-Nya berada dalam keridhaan-Nya, membekalinya dengan ilmu. Oleh karena itu, sangatlah wajar jika kita memohon kepada Allah SWT. agar dianugerahi ilmu bermanfaat, karena dengan ilmu kita akan tahu arah yang harus ditempuh.

Bekal kedua ialah rizki yang baik. Dinamakan baik tentu saja harus dimulai dari cara mendapatkannya, yaitu dengan cara yang halal. Rasulullah saw pernah bersabda;


: : ( . . ( ).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun