Mohon tunggu...
Ihsan Aufa
Ihsan Aufa Mohon Tunggu... Murid SMKN 11 Semarang

Hanya manusia biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Apakah guru masih diperluhkan?

20 Juni 2025   12:47 Diperbarui: 20 Juni 2025   12:47 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku pernah berpikir "Bagaimana cara mereka bisa lulus kuliah dengan kemampuan mengajar yang seperti itu?" Ketika melihat guru-guru muda PPL yang bisa mengajar jauh lebih asik dari mereka, aku selalu memikirkannya.

Aku tahu benar, upacara kemarin kepala sekolah juga menjelaskan bahwa sekolah tidak diperbolehkan untuk menambah guru ketika ada guru yang pensiun...

ATURAN MACAM APA ITU!! Tidak boleh menambah guru? Apa yang sebenarnya pemerintah lakukan? Bukankah sangat banyak guru honorer yang ada? Bukankah sangat banyak sarjana Pendidikan yang ada? Kenapa sekolah dilarang menambah guru.

Guru matematika mengajar animasi, guru PKN mengajar sejarah, guru Bahasa Indonesia mengajar agama....

Para guru dipaksa untuk menjelaskan sesuatu yang secara jelas tidak mereka pahami. Para guru dipaksa mengurus kelas yang bukan merupakan tanggung jawab mereka. Dan di sisi lain, mereka juga diberikan tanggung jawab untuk memegang jabatan seperti humas, sekertaris dan sebagainya.

Aku tahu benar hal itu semua, aku paham. Kalian juga sering berkata "informasi itu bukan cuma dari guru doang, internet banyak kan,". itu benar, sangat benar. Tidak ada yang salah dari pernyataan itu. Toh selama ini aku belajar dari YT dan juga Chat GPT/Deepseek. Tapi di sisi lain muncul sebuah pertanyaan di kepalaku.

"Lalu apa gunanya kalian? Bukankah seharusnya kalian yang mengajar? Memberikan informasi? Atau setidaknya..... memberikan perhatian pada kami? Kalian orang tua kami saat di sekolah kan?"

Kalian sering berkata "hormati gurumu" aku akan menghormati "guruku" bukan radio elektronik. Aku sangat ingin, tersenyum tulus pada kalian, aku sangat ingin menyalami kalian dengan penuh penghormatan, aku sangat ingin menyapa kalian tanpa paksaan. Tapi...... hal itu hanya bisa kulakukan pada seorang "guru" orang yang memberikanku ilmu pengetahuan, orang yang memberiku informasi, nasehat-nasehat penting yang membuatku menjadi pribadi yang lebih baik. Aku tidak bisa melakukannya pada orang tua yang hanya haus akan pengakuan.

Aku selalu pulang dengan sebuah pertanyaan sama, yang tidak pernah bisa ku jawab. "Apa yang kupelajari hari ini?" Bahkan saat ujian berlangsung, beberapa kali aku terdiam melihat soal di depanku. Bukan karena soalnya membingungkan atau bagaimana, tapi karena aku bingung "Kapan aku mendapatkan materi ini?"

Di sisi lain, jika bicara tentang jurusan...... aku sering berpikir.... "Apa yang kupelajari di sekolah?" bahkan semua tugas yang diberikan sepertinya bisa-bisa saja ku selesaikan di rumah. Apa gunanya aku berangkat selain bertemu teman-temanku? Apa? Jika aku menemukan sebuah eror di aplikasi yang ku pakai.... Apakah mereka tahu cara membenahinya?

Saat bersekolah.... aku tidak berharap banyak hal. Aku hanya bermimpi, ketika sampai di rumah. Aku tersenyum dan menjawab pertanyaan "Apa yang ku pelajari hari ini?" dengan bangga tanpa adanya rasa penyesalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun