Mohon tunggu...
Ignasius NathanielRichard
Ignasius NathanielRichard Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional, Universitas Jember

Saya merupakan seorang mahasiswa jurusan hubungan internasional. Saat ini, sejak dulu saya bergemar untuk mendiskusikan sesuatu yang sedang hangat dibicarakan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kereta Cepat Jakarta - Bandung, Apakah Masyarakat Membutuhkan?

6 Maret 2023   09:47 Diperbarui: 6 Maret 2023   09:49 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Siapa yang tidak kenal dengan Jakarta dan Bandung?. Keduanya merupakan dua kota yang terbilang besar di Indonesia dan sangat berpengaruh bagi kehidupan bernegara, dalam berbagai bidang. Jakarta sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia, sedangkan Bandung merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat. Memegang peran yang sama sebagai Ibukota, walaupun dalam skala yang berbeda, perlu diakui bahwa kedua kota ini merupakan kota sibuk yang berpenghuni sangat banyak. 

Berdasarkan data yang diambil dari Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2019, menyatakan bahwa Jakarta merupakan kota dengan penduduk terbanyak di Indonesia, dan diikuti oleh Bandung di posisi keempat. Tidak perlu kaget dengan data tersebut, karena nyatanya kedua kota ini memang sangat ramai akan ragam penduduknya. 

Apabila melihat dari segi ekonomi dan politik, hal ini patut terjadi, mengingat posisi kedua kota tersebut sebagai ibukota. Dari segi ekonomi, segala bentuk dari perekonomian negara, berpusat di wilayah Jakarta, dan segala bentuk dari perekonomian daerah Provinsi Jawa Barat, berpusat di Bandung.  Kemudian dari segi politik, saat ini pusat pemerintahan Indonesia masih berada di Jakarta, dan tentu pusat pemerintahan Jawa Barat berada di Bandung. Hal ini yang kemudian membuat kedua belah kota seolah - olah tidak terpisahkan dan cenderung selalu erat berhubungan. 

Berbicara mengenai hubungan, dengan status kedua kota tersebut, maka tidak heran apabila kedua belah penduduk seolah - olah seperti bertukar kota dan tempat tinggal serta saling terhubung. Dalam artian, banyak penduduk Jakarta yang pergi ke Bandung dan berlaku sebaliknya. Hal ini pun terbagi menjadi beberapa faktor dan alasan yang terbagi dalam berbagai bidang, seperti kepentingan pekerjaan, kepentingan pendidikan, kepentingan sosial, kepentingan negara, dan lain sebagainya. Sebagai salah satu contoh, kita pasti pernah mendengar, bahwa seseorang memiliki kepentingan pekerjaan untuk pergi ke Jakarta ataupun sebaliknya, ataupun seorang mahasiswa yang merantau ke Bandung untuk menempuh perkuliahan di Institut Teknologi Bandung  (ITB) ataupun sebaliknya untuk berkuliah di Universitas Indonesia. 

Fenomena ini nyatanya sangat terjadi, bahkan cenderung tanpa henti. Setiap detiknya, terjadinya mobilitas yang cenderung besar untuk menghubungkan kedua kota ini. Guna mewujudkan mobilitas tersebut, dibutuhkan yang namanya transportasi. Transportasi antara Jakarta dan Bandung, terbilang sangat beragam, mengingat kebutuhan yang sangat tinggi. Mulai dari kendaraan pribadi, travel atau bus penumpang, kereta api, hingga pesawat. Apabila dilihat dari segi geografis, kedua kota ini terbilang tidak jauh dan juga tidak dekat. Jakarta memang berbatasan langsung dengan Jawa Barat, namun tidak dengan Bandung.  Setiap transportasi yang disediakan, tentu memiliki berbagai macam kelebihan dan kekurangan, salah satunya adalah kereta api

Kereta api sudah gemar digunakan oleh masyarakat, sejak belasan tahun yang lalu. Data yang dikumpulkan dari tahun 1999 hingga 2020, menunjukan bahwa jumlah penumpang kereta api Jakarta - Bandung per tahun, selalu diatas 10 juta penumpang. Hal ini menunjukan antusiasme masyarakat yang sangat tinggi terhadap kereta api. Perlu diketahui bahwa, jarak antara Jakarta - Bandung 173 KM yang biasanya memerlukan waktu tempuh sekitar 3 jam. Apabila menggunakan kendaraan pribadi, tentu akan merasa lelah, terutama apabila mobilitas ini dilakukan secara rutin. Kemudian, menggunakan pesawat bukanlah cara yang efisien, karena sangat jarang tersedia penerbangan langsung Jakarta - Bandung, sehingga memerlukan transit di kota lain, yang tentu memakan waktu, kecuali kamu menggunakan pesawat jet pribadi. Selain itu, tiket pesawat Jakarta - Bandung terbilang mahal. Oleh karena itu, sebagian orang memilih menggunakan kereta api, karena selain menghemat tenaga, namun menghemat bensin. 


Berbicara mengenai kereta api, tahukah anda, bahwasanya Indonesia sedang membangun Kereta Api cepat untuk rute Jakarta - Bandung?. Hal ini kemudian yang selalu menjadi topik hangat yang mengundang jutaan persepsi, baik dari segi ekonomi, politik, lingkungan, dan lain sebagainya. Sejak rencana ini dikemukakan oleh pemerintah, hal ini menuai ragam respon publik, sebagian setuju dengan rencana ini, namun sebagian lagi justru menolak dan mengkritik dengan berbagai pendapat. 

Kontroversial di balik Si cepat Jakarta - Bandung 

Perlu diketahui, bahwasanya Kereta Api ini mampu menghubungkan Jakarta dengan Bandung, hanya dengan waktu tempuh 36 menit. Perbandingan yang begitu signifikan dengan kereta biasa atau kendaraan pribadi yang membutuhkan lebih dari 3 jam. Apabila kita melihat dari sisi efisiensi waktu saja, tentu 90% lebih orang akan setuju dengan rencana ini. 

Nyatanya tidak demikian, disisi lain, banyak orang mengecam, karena menilai proyek ini merupakan proyek yang berlebihan, dan cenderung “sok - sok an”, seolah - olah uang negara sudah terlalu besar dan tidak ada habisnya. Kenyataannya hal ini justru menambah jumlah hutang Indonesia . 

 Apakah kereta cepat ini dibutuhkan oleh masyarakat?

Pro dan kontra seperti ini, sebenarnya lazim terjadi apabila kita menganalisis suatu program atau proyek negara. Yang kemudian, menjadi pertanyaan adalah, Apakah kereta cepat ini dibutuhkan oleh masyarakat?

Hal ini pernah menjadi bahan diskusi,dalam suatu mata kuliah yang saya ikuti, yakni Ekonomi Politik Internasional. Pada saat itu, dosen saya, berpendapat bahwa, berbicara dari segi ekonomi, tidak “melulu” soal butuh atau tidak butuh. Mari kita telusuri ke belakang, saat ada rencana pembangunan tol yang menghubungkan Jakarta hingga Jawa Timur, muncul protes yang besar dari masyarakat, karena alasan yang cenderung sama. Kemudian, rencana pembangunan MRT dan LRT yang sempat diprotes. Karena beberapa orang menilai, hal tersebut belum “dibutuhkan” untuk saat ini. 

Fenomena ini seolah  menjadi pola yang terus terjadi. Nyatanya, saat ini, kehadiran jalan Tol tersebut sangat membantu menghubungkan Jakarta dengan Jawa Timur, baik dari segi ekonomi, kebutuhan pribadi, pengiriman logistik, dll. Kemudian, MRT dan LRT yang secara massive digunakan masyarakat untuk menunjang aktivitas sehari - hari.

Oleh karena itu, untuk menjawab pertanyaan ini, perlu dipahami, bahwasanya kinerja pemerintah berbeda dengan perusahaan atau company. Pemerintah bertugas mencari benefit untuk negara, sedangkan perusahaan mencari profit atau cuan. Dua hal yang berbeda, sehingga dipastikan apa yang sedang dibangun oleh pemerintah, tentu merupakan untuk kepentingan masyarakat itu sendiri. Dengan adanya, kereta cepat ini, mungkin untuk hari ini cenderung belum dibutuhkan, namun ketika sudah beroperasi, dengan waktu tempuh selama 36 menit, maka hal ini akan sangat membantu mobilitas kedua kota. 

Transportasi atau mobilitas merupakan aspek penting dalam ekonomi, bayangkan apabila waktu tempuh menjadi 36 menit, tentu akan berdampak pada aktivitas perekonomian yang akan semakin tumbuh dan melesat. Hal ini pun akan berdampak bagi masyarakat secara positif, apabila pertumbuhan ekonomi melesat, akan membantu mengurangi tingkat kemiskinan, tingkat pengangguran, meningkatkan kesejahteraan dan lain sebagainya. 

Faktanya, kereta cepat ini, merupakan kereta cepat pertama yang berada di wilayah Asia Tenggara, yang bahkan mendahului Singapore. Secara tidak langsung, hal ini akan membuat nama Indonesia semakin besar dan baik, hal ini berpotensi meningkatkan investasi dan peluang kerja sama internasional lainya, sehingga membuat nama Indonesia semakin berposisi di Internasional 

Oleh karena itu, apakah masyarakat membutuhkannya?, Menurut saya, nantinya apabila sudah beroperasi nantinya di tahun ini, kita akan mengetahui bahwa hal ini ternyata dibutuhkan oleh masyarakat dan demi kepentingan masyarakat itu sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun