Mohon tunggu...
ignacio himawan
ignacio himawan Mohon Tunggu... Ilmuwan - ilmu terapan untuk keseharian

Sekedar berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Menilik Profil Penerbangan JT-610

2 November 2018   06:41 Diperbarui: 3 November 2018   05:02 1545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Antara menit pertama dan kedua, pesawat terbang menunjukan peningkatan kecepatan vertikal, namun mengarah kebawah, yang disusul oleh penurunan ketinggian lalu penambahan kecepatan yang diikuti dengan kembalinya ketinggian. 

Ini bukanlah profil normal karena manuver untuk menukikkan pesawat demi menambah kecepatan sehingga memperoleh cukup energi kinetik lebih biasa dipakai untuk mengontrol pesawat terbang ketika menghadapi fenomena kehilangan gaya angkat (stall).

Sejak saat itu, plot kelajuan vertikal dan ketinggian menunjukan perulangan manuver tukik untuk mendapatkan energi kinetik yang menimbulkan beberapa pertanyaan.

Pertama, mengapa awak pesawat tidak segera melaporkan intensi untuk kembali mendarat ketika pesawat terbang tampak tidak beropersai secara normal? Apabila pesawat terbang membawa bahan bakar jumlah besar memang pesawt tersebut harus terbang ke laut Jawa terlebih dahulu untuk membuang bahan bakar sehingga dapat mendarat dengan aman.

Namun apabila ini adalah intensinya maka seharusnya ada komunikasi menara kontrol. Analis VCR -- kalau ditemukan -- akan sangat penting.

Kedua, apakah sistem komputer pesawat terbang tidak bekerja normal Dalam insiden AF447 yang mengalami staall dan jatuh di samudra Atlantik, komputer mendapat data kecepatan yang terlalu tinggi sehingga secara otomatis berusaha untuk menaikan hidung agar menambah daya angkat.

Namun ketika hidung pesawat bertambah tinggi gaya hambat juga bertambah tinggi sehingga kelajuan pesawat menurun yang mengakibatkan stall. Inikah yang menjelaskan manuver tukikan ? 

Boeing tentu saja tertarik dengan kemungkinan ini karena Boeing 737-8 Max adalah pesawat rancangan terakhir mereka dan pesawat naas ini hanya menjalani sekitar 800 jam terbang, mungkin sekitar 200-300 siklus penerbangan. 

Kemungkinan ini tentu saja menghantui banyak pihak menginat pesawat yang sama melaporkan masalah pembacaan kelajuan dalam penerbangan sbelumnya sebagai flight JT43.

Masalah ini pula yang membuat kiat untuk berhati-hati dalam membaca data yang dirilis oleh Flightradar24 karena ganguan terhadap sistem pesawat terbang, termasuk navigasi, mungkin berlangsung saat itu.

Ketiga, mungkinkah faktor luar yang terjadi di menit kedua penerbangan menimbulkan ganguan serius, misalnya segerombolan burung terhisap oleh mesin sehingga tenaga yang dimiliki pesawat berkurang sangat banyak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun