Mohon tunggu...
Iffat Mochtar
Iffat Mochtar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Profesional - Wiraswasta

Country Manager di sebuah Perusahaan Swasta Asing yang bergerak di sektor Pertambangan. Berdomisili di kota minyak Balikpapan, Kalimantan Timur. Memiliki banyak ketertarikan di bidang marketing, traveling, kuliner, membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Momentum 76 Tahun Indonesia Merdeka, Mari Bangkit Bersama Menumbuhkan Literasi Bangsa

2 Agustus 2021   06:00 Diperbarui: 3 Agustus 2021   07:28 643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Public Library di New York Sangat Luas | Sumber Foto : Getty Images

Kebiasaan Membaca di Dalam Pesawat | Sumber Foto : Getty Images
Kebiasaan Membaca di Dalam Pesawat | Sumber Foto : Getty Images

Contoh lainnya yang sering saya lihat, apabila naik pesawat dalam perjalanan ke luar negeri misalnya, beberapa orang-orang bule baik anak-anak ataupun orang dewasa, mereka pada saat duduk di kursi pesawat langsung mengambil bukunya dan membacanya. 

Bandingkan dengan para penumpang domestik di negara kita hampir tidak pernah saya temui orang Indonesia yang asyik membaca buku di dalam pesawat kebanyakan mereka menikmati tidurnya dengan nyenyak di dalam pesawat. Sangat kontras sekali perbedaannya.

Orang yang terbiasa membaca biasanya keingintahuan mereka juga tinggi untuk terus mencari segala informasi. Sehingga dengan banyaknya informasi yang ia peroleh maka mereka tentu saja akan memiliki wawasan yang lebih luas dibandingkan orang yang jarang membaca.

Seorang penulis andal, apakah ia seorang sastrawan, jurnalis ataupun kolumnis yang sering menuliskan berbagai macam artikel, biasanya mereka adalah seorang pembaca sejati. Tidak akan mungkin dia akan menjadi penulis yang baik jika mereka jarang membaca karya orang lain sebagai referensi untuk karya tulisnya.

Kita bisa mengetahui perkembangan dunia saat ini atau kejadian di suatu tempat karena kita membaca, mendengar dan melihat. Orang akan menjadi pintar dan kreatif karena dia sering membaca karena dengan membaca akan membuka wawasan berpikirnya. 

Mungkin selama ini banyak hal di dunia ini yang belum kita ketahui, kita bisa membuka tabir yang masih tertutup tersebut dengan membaca dari berbagai media apa pun.

Kadangkala saya merindukan karya-karya sastra dari para sastrawan zaman dulu. Saya membayangkan di saat kondisi Bangsa Indonesia belum merdeka, banyak orang yang masih hidup dalam kemiskinan, pendidikan masih sulit, tetapi bermunculan karya-karya sastra yang sangat menakjubkan seperti Roman Siti Nurbaya karya satrawan Marah Rusli atau Layar Terkembang dari Sutan Takdir Alisjahbana dan banyak lagi karya-karya sastra lainnya dari para satrawan angkatan dua puluhan, angkatan tiga puluhan, angkatan empat lima dan angkatan enam puluh enam.

Di saat perkembangan zaman yang semakin maju dengan ditandai penemuan-penemuan teknologi mutahir saat ini, malahan dunia sastra kita semakin meredup. Ini tentu saja sangat kontradiktif. 

Kurang produktifnya para penulis sastra saat ini karena menurunnya minat baca masyarakat Indonesia sehingga penerbit juga tidak mau menerbitkan karya-karya sastra mereka karena tidak memiliki nilai komersialitas lagi. Orang tidak berminat lagi untuk membeli buku-buku novel, cerpen ataupun antologi puisi. Karena orientasinya sudah berubah.

Beberapa puluh tahun yang lalu, perpustakaan masih banyak didatangi orang-orang untuk mencari buku bacaan. Di sana kita bisa membaca buku kesukaan kita atau buku ilmu pengatahuan. Dan apabila tidak ada waktu untuk membaca di sana kita bisa meminjamnya untuk dibaca di rumah.

Bahkan kalau menonton film-film remaja jaman dulu banyak adegan-adegan percintaan di ruangan perpustakaan. Tapi sekarang ini siapa yang mau datang ke perpustakaan lagi? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun