Mohon tunggu...
Ifan Anwar
Ifan Anwar Mohon Tunggu... -

Wahai dunia.. sesungguhnya engkau ini hina, tetapi engkau begitu sangat di inginkan, bahkan di kejar-kejar oleh manusia..\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\nWahai dunia.. kemuliaanmu tidak lebih dari sebelah sayap nyamuk, dan semenjak engkau diciptakan, maka Allah Swt tidak memandang, bahkan tidak menoleh sedikitipun kepadamu..\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n\r\nWahai dunia.. sesungguhnya engkau adalah penipu yang ulung, dan banyak manusia yang telah tertipu olehmu..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Awas!! Jebakan Tarif Operator

13 Januari 2011   13:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:38 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12949252871805868888

Sudah lama rasanya saya kurang eksis lagi di kompasiana, sebenarnya begitu banyak inspirasi yang ingin saya jadikan sebagai tulisan, namun saking banyaknya pekerjaan yang tidak bisa saya abaikan begitu saja, dan entah kenapa jari ini juga terasa berat untuk menulis. Pada kesempatan kali ini saya mencoba untuk menulis kembali di kompasiana, karena sudah menjadi nazar dalam hidup saya untuk terus berbagi dan berbagi lagi kepada semua orang, mudah-mudahan apa yang saya tulis bermanfaat untuk semua.. Amin.. Lima bulan sudah saya vakum di Blog Kompasiana, tulisan saya yang terakhir kalau ga salah pada bulan agustus lalu, dan pada hari ini saya melihat ada tampilan baru di Kompasiana, wajah baru yang memberikan kesegaran bagi para penhuninya, ibarat rumah, Kompasiana telah merenovasi rumahnya dengan indah, walaupun saya rasakan ternyata renovasi rumah ini belum sempurna, tentunya masih ada kekurangan disana-sini, semoga untuk kedepannya bisa diperbaiki kembali oleh tim admin. Baiklah, saya tidak ingin berlama-lama dalam intro, saya mencoba masuk kedalam bahasan tulisan saya sesuai dengan judul. Saat ini di Indonesia sudah berdiri delapan operator, dua diantaranya milik BUMN (walaupun sebagian sahamnya dibeli oleh pihak asing). Dan para operator berlomba-lomba menyiduk pelanggan demi mengais keuntungan yang banyak. Salah satu trik untuk menyiduk pelanggan adalah dengan menayangkan iklan tarif murahnya. Dari puluhan juta pelanggan seluruh operator, mungkin tidak sedikit yang terjebak oleh iklan tarif ini, apalagi pelanggan baru alias pengguna ponsel baru, mereka dengan mudahnya memasuki perangkap iklan operator, padahal iklan tarif murah belum tentu semuanya benar, atau bisa jadi iklan itu hanya jebakan belaka. Mereka (para operator) dengan terang-terangan meng-iklankan tarif murah tanpa transparasi kepada pelanggan, sehingga mereka telah melakukan pembodohan dan pembohongan publik. Padahal Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) secara tegas menerangkan kepada seluruh operator seluler Indonesia untuk transparansi mengenai tarif kepada para pelanggannya. Karena kita semua tahu, bahwa masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang terlalu menelan mentah-mentah apa yang terpampang didalam iklan, tanpa harus menyaringnya terlebih dahulu. Tarif murah ternyata hanya isapan jempol belaka, tarif murah ternyata hanya kepada sesama operator, dan tarif murah hanya untuk menjaring pelanggan sebanyak-banyaknya. Semua itu hanya jebakan belaka agar kita sebagai pelanggan menaruh minat kepada operator tertentu, walaupun ada keuntungan pelanggan dibalik itu semua, yaitu persaingan tarif para operator yang semakin kompetitif. Sekarang tinggal tergantung anda, sejauh mana anda pintar untuk memilah-milah operator mana yang sesuai dengan kebutuhan dan keseragaman anda. Semoga informasi ini bermanfaat bagi anda..!!  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun