"Karena aku cinta padamu. Tapi aku tidak mencintaimu selamanya, karena selamanya adalah waktu yang lama. Dan waktu bisa mengubah hal yang kadang tidak mau kuubah. Lebih baik aku mencitaimu sepanjang hari. Berlaku untuk besok, lusa, dan seterusnya" jawabku
"benar, kamu akan mencintai aku sepanjang hari?, mas" tanya nya dengan perasaaan bimbang
"tentu. Sejujur hati, arabella". balasku
 Waktu begitu cepat berjalan. Tak terasa hari sudah mulai gelap. Kita pun beranjak pulang.
"Yang fana adalah waktu, cinta kita abadi"
Â
4. Aku Pergi
Mencintaimu melahirkan ketakutan yang teramat dalam untukku. Semakin hari aku semakin takut. Sekali jatuh cinta, begitu sulit untuk melepaskan diri begitu saja. Sungguh, tidak ada keinginan lain selain memilikimu. Menjaga hatimu.
Namun, kemarin, ada yang membuatku hatiku sedih, kau katakan kepada temanmu, bahwa kau tidak bisa mencintaiku. Perasaan itu, Alif. Tidak bisa ku bunuh. Dengan sedih, ku rawat rinduku padamu. Harusnya, kau tahu, tidak ada cinta segila dan sedalam ini yang ku punya, selain untukmu.
Hingga, aku mulai lelah, Alif. Akhirnya, aku mengerti. Saat aku terus saja ingin mencintaimu, sementara kau tidak pernah menginginkanku. Itu alasan terkuat untuk pergi. Melangkah sejauh mungkin. Berlari dan bersembunyi dari perasaan yang tidak pernah bisa benar-benar mati. Itu rasanya aku, Alif.
"Terkadang kita meninggalkan seseorang bukan kita membencinya, melainkan karena kita ingin ia jauh merasa nyaman dan aman berada di tempat yang jauh dari sisi kita tanpa mengurangi sedikit pun rasa cinta kepadanya".Â
5. Sepucuk Surat Dari Annemie
Tidak ada manusia yang benar-benar tahu kapan dia mulai jatuh cinta. Tiba-tiba saja seseorang menyadari, dia menyukaimu, hingga kadang tidak lagi terkendali. Dua minggu, Ann, aku menunggumu. Perasaan di dadaku semakin megah. Kau memintaku menantimu untuk memberi jawaban.