Mohon tunggu...
Idris setiawan
Idris setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Sang Pencinta Keheningan

Dari hidup kita belajar berjuang. Dan dari Tuhan kita belajar iklas. Tak ada perhentian yang akan indah selain mati dengan bahagia.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerbung 12: Sari & Candra (Cinta dan Terpisah), Part 12 Nasi Bungkus dari Santi dan Pesan Baru dari Sari

27 September 2020   21:43 Diperbarui: 27 September 2020   21:44 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ooo kalo itu, mereka udah ketemu. Sekarang Pak Lurah kan lagi pulang, makan di rumah."

"Ooo syukurlah kalo gitu Pak" 

Akhirnya kami bertigapun lekas menyantap nasi bungkus yang sudah di siapkan. Setelah makan, kami pun bergegas mengunci Kelurahan dan pulang ke Rumah masing-masing. 

....

"Can, jangan lupa dateng ya nanti. Tanggal 20 Oktober. Inget kamu udah janji bakal dateng. Walau sebenernya, aku pengennya kamu yang jadi mempelai Laki-lakinya. Maaf Can, kenapa kamu mundur? Aku bener'bener sayang sama kamu! Tapi, ternyata Jodoh itu sulit untuk kita raih, Can. Maaf Can.. Jujur aku kangen." Chat singkat dari Sari. Yang ku terima dini hari sebelum magrib. 

Aku bingung harus jawab apa, aku hanya terdiam dan tersenyum. Tapi mana mungkin bila ku bilang, bahwa sama.. aku juga kangen. 

Pesta pernikahan Sari sudah di depan mata. Mana mungkin aku menghancurkan impian orang tua Sari. Aku sudah iklas dan harus belajar melepas. Apa yang harus ku jawab?? Bisikku dalam hati. Sembari pokus memperhatikan pesan chat dari Sari.

"Can sholat dulu..?" Tegur Mamak yang mengintip dari pintu kamar.

"Iya Mak." Aku yang mulai mematikan handphone, dan mulai berdiri dan melangkah mengarah ke kamar mandi.

Senja ku telah pergi, kamu harus bisa hidup tanpa aku Sar. Bukankah sudah terlalu sering ku bilang, bahwa jangan perna mencintaiku melebihi cintamu pada Tuhanmu, dan pada Kedua Orang Tuamu Sar. Tenang, aku pasti datang. Janji terakhirku akan ku tepati. Sebagaimana dulu aku berjanji menjaga hati. Yang ternyata, Orang tuamu telah memilih. Dan bukan aku lah jodohmu.

Tenangkan hatimu Sar. Pernikahanmu pasti akan meriah dan bahagia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun