Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Multitasking di Tengah Pekerjaan

1 Maret 2017   17:37 Diperbarui: 1 Maret 2017   18:01 1663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://comtify.com

MULTITASKING DITENGAH PEKERJAAN

Oleh:

IDRIS APANDI

Mengerjakan beberapa pekerjaan pada pada saat yang sama atau dikenal dengan istilah multitasking tampaknya telah menjadi gaya hidup kaum urban atau pekerja kantoran. Makan atau mengobrol sambil memegang smartphone, chatting, mengecek email, dan sebagainya. Tidak dapat dipungkiri bahwa gadget atau smartphonetelah menjadi gaya hidup banyak orang.

Bagi yang telah terbiasa dengan multitasking, hal tersebut tidak menjadi masalah, karena memiliki konsentrasi yang tinggi, tapi bagi yang tidak terbiasa, sebaiknya jangan dilakukan, karena bisa gagal fokus, molornya penyelesaian pekerjaan, pekerjaan tidak sesuai target, kualitasnya menjadi rendah, atau bahkan dinilai kurang disiplin dalam bekerja.

Bagi orang yang terbiasa multitasking,walau aktif di media sosial, dia tetap mengerjakan pokoknya. Produknya ada, tugas tuntas, dan tepat waktu. Walau bagi orang yang tidak tahu, atau hanya melihat secara sepintas, orang yang multitasking dianggap orang yang tidak melakukan pekerjaannya. Ini hanya soal kebiasaan saja.

Walau demikian, ada pihak yang kurang sependapat dengan hal tersebut. David Meyer,profesor psikologi dari University of Michigan, mengatakan bahwa semakin kompleks kegiatan seseorang, semakin banyak pula waktu yang ia butuhkan. Sehingga ketika mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus, seseorang tidak dapat menyelesaikannya dengan optimal. Alih-alih meningkatkan produktivitas, akhirnya malah menyebabkan karyawan sering bolos kerja, dan yang lebih parah, tingkat turnover(keluar masuk karyawan) menjadi lebih tinggi. Tentunya ini akan memakan biaya lebih besar karena mengganggu produktivitas tim dan perusahaan. (http://www.pesona.co.id).

Kelebihan dan Kekurangan

Multi tasking memiliki sejumlah kelebihan dan kelemahan, seperti yang disampaikan oleh Anggi Setyawan sebagai berikut:

  • Kelebihan
  • Multitasking memudahkan kita menyelesaikan pekerjaan dengan beragam prioritas dalam waktu yang sama, poin ini tentu untuk tugas atau tangung jawab harian yang sederhana.
  • Multitasking menguntungkan pekerja yang mudah bosan dengan pekerjaan repetitif dan monoton setiap harinya
  • Jeda dan kesinambungan antar beragam tugas akan menambah pengalaman, kreatifitas dan mengurangi kejenuhan.
  • Multitasking membantu kita mengatasi berbagai gangguan dalam menyelesaikan pekerjaan.
  • Multitasking mengembangkan kemampuan kita dalam menguasai kesibukan kerja.
  • Multitasking membantu kita menyelesaikan banyak pekerjaan meskipun pencapaiannya dilakukan sedikit demi sedikit secara bersamaan.
  • Kelemahan
  • Riset menunjukkan multitasking memperlambat penyelesaian sebuah tugas. Hal ini karena ketika kita berpindah antara beberapa tugas, otak kita harus menyusun ulang urutan penyelesaian masing-masing tugas.
  • Riset menunjukkan multitasking akan membuat pekerja mengidap ADD (Atention Defisit Disorder), karena dengan bekerja multitasking perhatian kita terpecah dalam beberapa tugas yang berarti harus mengorbankan kualitas kerja. Keseringan mengakses teknologi yang memudahkan multitasking juga akan menurunkan sementara nilai IQ sebesar 10 poin.
  • Berpindah-pindah antara banyak tugas artinya mengingat sampai mana tugas sebelumnya kita tinggalkan. Ini tentu membutuhkan waktu dan bisa menurunkan produktifitas kerja secara keseluruhan.
  • Multitasking menghindari istilah gaji buta, namun pertanyaannya apakah tumpukan tugas kita benar-benar ada, tujuannya apa, apa hanya sebuah game manajemen untuk membuat pekerja terlihat sibuk kalau-kalau ada inspeksi dadakan, seberapa banyak tugas nyata yang benar-benar sudah kita selesaikan setiap harinya. Efsisiensi pun patut kita pertanyakan.
  • Riset menunjukkan otak kita akan mendapat stress negatif akibat multitasking. Berpindah antara banyak tugas dan membuat berbagai keputusan akan melelahkan otak itu sendiri sehingga kemampuan kita dalam mengambil keputusan menjadi kurang maksimal
  • Multitasking akan menyulitkan kita menyelesaikan pekerjaan dengan tanggung jawab yang rumit apalagi diganjar upah yang nyata-nyata menyalahi aturan. Bahkan tidak jarang multitasking juga menjadi penyebab rancunya akuntabilitas sebuah profesi, juga hilangnya fokus sebuah tim

Merusak otak

Otak manusia pada dasarnya tidak didesain untuk melakukan multitasking.Kalau pun kita mengerjakan dua hal sekaligus, seperti makan sambil membaca sms atau jalan sambil mengunyah permen, maka salah satunya dilakukan secara autopilot. Karena sudah menjadi kebiasaan, maka bisa dikerjakan tanpa memerlukan konsentrasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun