Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyemai Benih Literasi bersama Para Guru Pembelajar

9 Juni 2016   13:50 Diperbarui: 9 Juni 2016   14:08 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama peserta wokshop menulis artikel dan menerbitkan buku tanggal 28-29 Mei 2016. (Foto : Dok. Pribadi)

Dalam rangka meningkatkan kemampuan guru dalam menulis artikel dan menerbitkan  buku, Yayasan Pendidikan Islam Darul Qomar Al-Madani menyelenggarakan Workshop Menulis Artikel dan Menerbitkan Buku pada tanggal 28-29 Mei 2016, bertempat di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Barat. Peserta kegiatan ini sekitar 45 orang, berlatar belakang guru dan pengawas dari berbagai daerah di Jawa Barat, bahkan ada yang berasal dari luar provinsi.

Tujuan dari workshopini adalah melatih para guru untuk menulis artikel dan memberikan informasi seputar penerbitan buku. Hasil karya mereka akan diterbitkan menjadi sebuah buku. Tujuannya supaya untuk memotivasi dan memberikan kepercayaan diri, serta kebanggaan bahwa mereka bisa menulis dan bisa menerbitkan buku walau masih hasil “keroyokan.”. Dengan terbitnya buku yang berisi kumpulan artikel hasil karya mereka, semoga dapat memotivasi mereka untuk terus menulis dan suatu saat mampu menerbitkan buku sendiri.

Narasumber pada kegiatan ini adalah Rudiana, M.Pd, seorang penulis dan direktur sebuah penerbitan, Atjih Koerniasih, S.Pd, guru SMPN 1 Cipanas Kab. Cianjur yang juga seorang penulis dan blogger,dan Saya sendiri. Rudiana dalam paparannya banyak memotivasi guru untuk menulis, menjelaskan teknis menulis artikel dan buku, serta teknis menerbitkan buku baik diterbitkan melalui penerbit yang telah mapan (sistem royalti atau jual naskah lepas) maupun secara mandiri melalui self publisher.

Atjih Koerniasih menceritakan pengalamannya menulis artikel dan buku di sela-sela aktivitasnya mengajar, serta banyak memotivasi para peserta untuk menulis, karena Atjih sudah merasakan cukup banyak manfaat dari menulis seperti dikenal orang, diundang untuk mengikuti pelatihan atau seminar secara gratis baik di dalam negeri (Batam) maupun di luar negeri (Singapura). Intinya, dampak dari menulis sangat luar biasa. Sementara Saya sendiri menyampaikan materi langkah-langkah menulis artikel, telaah artikel, editing atau finalisasi artikel, dan langkah-langkah menulis buku khususnya buku yang dicetak melalui self publisher.

Para peserta sangat antusias mengikuti pelatihan ini. Ada peserta yang berkomentar, inilah pelatihan yang selama ini dia butuhkan, praktek langsung dan menghasilkan sebuah produk, bukan hanya sebatas teoretis dan tidak menghasilkan produk, sehingga kurang berdampak terhadap peningkatan kompetensi guru dalam bidang menulis. Sedangkan menulis Karya Tulis Imiah (KTI) saat ini menjadi tuntutan peningkatan profesionalisme guru dan sebagai salah satu syarat kenaikan pangkat.

Walau pun agenda cukup padat, tetapi mereka tetap bersemangat dan aktif mengikuti sesi demi sesi pelatihan. Di akhir sesi pelatihan, selain mereka mengumpulkan artikel hasil karyanya, mereka juga diberikan kesempatan untuk menyampaikan kesan dan pesannya secara tertulis.

Hampir semua peserta senang dan puas dengan workshoptersebut. Bahkan ada peserta yang meminta dalam setahun dilaksanakan lebih dari satu kali kegiatan dan dilaksanakan secara rutin. Selain itu, ada peserta yang mengharapkan selain pelatihan menulis artikel populer, juga dilaksanakan pelatihan menulis KTI jenis yang lainnya, seperti Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan artikel jurnal ilmiah, karena saat ini guru juga dituntut untuk bisa kedua  jenis KTI tersebut.

Dalam konteks gerakan literasi, kegiatan yang diselenggarakan oleh YPI Darul Qomar Al Madani tersebut adalah upaya untuk menyemai benih-benih literasi di kalangan guru. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa saat ini pemerintah khususnya Kemdikbud tengah giat-giatnya mengampanyekan gerakan literasi.

Ketika “benih” literasi telah disemai, maka proses berikutnya adalah “merawat” dan “memelihara” semangat dan komitmen mereka dalam menulis, karena tantangan dalam menulis adalah konsistensi, melawan rasa malas, dan mau menginvestasikan waktu untuk menulis. Bagi penulis pemula, yang perlu ditanamkan adalah kepercayaan diri, karena banyak peserta yang mengaku kurang pedemenulis, takut salah, dan takut menginggung perasaan orang lain. Melalui motivasi yang diberikan kepada mereka, maka mereka diharapkan dapat terus berkarya.

Yang penting nulis,urusan kualitas berproses. Seiring dengan semakin seringnya mereka menulis, maka kualitas dan daya analisis pun akan semakin terasah. Selain itu, dengan semakin sering menulis, mereka pun akan menemukan passiondan karakternya dalam menulis.

Di akhir tulisan ini Saya ingin menyampaikan menulislah dengan merdeka, biarkan ide bergerak secara “liar”. Semai “benih” literasi, “rawat”, dan “pelihara” hingga suatu saat dapat “memanennya” dalam bentuk karya tulis yang berkualitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun