Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Guru pada Masa PJJ

30 Oktober 2020   09:05 Diperbarui: 30 Oktober 2020   09:20 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh: IDRIS APANDI
(Penulis Buku Public Speaking for Teacher) 

 Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) sebagai dampak pandemi Covid-19 telah hampir delapan bulan dilaksanakan. Selama waktu tersebut, sering kita mendengar keluhan baik dari peserta didik maupun orang tuanya. Mereka merasa jenuh dengan kondisi tersebut. Beberapa hasil penelitian yang dilakukan oleh Komisi Perlindungan Anak (KPAI) dan PGRI menunjukkan bahwa peserta didik dan orang tua bosan dengan PJJ dan berharap pembelajaran tatap muka segera dilakukan.

Walau demikian, sekolah memang tidak punya pilihan selain mengikuti instruksi dari pemerintah bahwa sekolah tidak boleh melakukan pembelajaran tatap muka. Oleh karena itu, sekolah, khususnya para guru berupaya sekuat tenaga untuk tetap memberikan layanan pendidikan kepada peserta didik baik secara daring (dalam jaringan/online) maupun secara luring (luar jaringan/offline) atau pun paduan antara daring dan luring (blended).

Para guru yang biasanya berhadapan secara langsung dengan peserta didik, kini mereka harus beradapan dengan kamera, baik pada saat melakukan video conference (vicon) atau pun pada saat membuat video pembelajaran. 

Pada saat membuat video pembelajaran, para guru harus memiliki kemampuan acting. Ternyata beberapa orang guru mengaku lebih susah acting di depan kamera daripada acting langsung di depan para peserta didik. Layaknya seorang aktor atau aktris yang sedang syuting sinetron atau film, dia sampai beberapa kali merekam penjelasan materi karena alur yang salah, ekspresi wajah yang kurang tepat, atau pengucapan kata yang belepotan.

Komunikasi yang dilakukan oleh guru bukan hanya melalui lisan melalui vicon (langsung) dan melalui video pembelajaran (tidak langsung), tetapi juga melaui tulisan. Sarana yang digunakannya pada umumnya adalah melaui Grup WA atau Google Classroom. PJJ khususnya yang secara daring kadang terkendala oleh sinyal internet sehingga suara guru kurang didengar secara jelas oleh peserta didik. 

Begitu pun sebaliknya, suara peserta didik pun bisa saja kurang terdengar dengan baik oleh guru. Akibatnya, bisa terjadi miskomunikasi antara kedua belah pihak. Oleh karena itu, komunikasi tertulis melalui chat room akan sangat membantu kelancaran komunikasi antara guru dan peserta didik.

Pada saat guru memberikan penjelasan atau instruksi pengerjaan tugas kepada para peserta didik, upayakan menyampaikannya dengan sejelas-jelasnya, singkat, dan padat agar mudah dipahami oleh peserta didik dan orang tua peserta didik. 

Ada beberapa kasus peserta didik stres atau orang tua peserta didik yang orang uring-uringan saat membimbing anakya belajar dari rumah (BDR) disamping karena dia tidak paham materinya, juga kurang paham terhadap instruksi yang disampaikan oleh guru. Akibatnya, peserta didik, khususnya pada jenjang SD banyak mendapatkan perundungan dari orang tuanya sendiri di rumah.

Menurut saya, walau guru sudah memberikan instruksi pengerjaan tugas kepada peserta didik baik melalui vicon, video pembelajaran, maupun grup WA, sebaiknya tetap mengecek, menanyakan kembali kepada peserta didik barangkali ada instruksi yang belum jelas mengingat setiap peserta didik memiliki tingkat pemahaman yang beragam. Begitu pun terhadap orang tua peserta didik, para guru perlu melakukan komunikasi baik via telp atau pun secara tertulis melalui WA untuk menanyakan apakah orang tua memahami instruksi penugasan yang diberikan untuk anaknya atau tidak.

Selain berkomunikasi soal tugas peserta didik kepada orang tuanya, guru juga perlu berkomunikasi berkaitan dengan pembinaan karakter anak selama BDR, karena selama BDR, peserta didik banyak berada di rumah bersama dengan orang tuanya. Mengingat latar belakang orang tua yang beragam, guru pun perlu menyesuaikan gaya komunikasinya supaya nyambung dan tujuan komunikasi tercapai, yaitu sampainya pesan secara efektif dari guru (komunikator) kepada orang tua (komunikan).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun