Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Corona dan Budaya Literasi

12 April 2020   11:32 Diperbarui: 15 April 2020   12:57 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi memeriksa informasi kesehatan. (sumber: shutterstock via kompas.com)

Wabah virus Corona (Covid-19) yang saat ini melanda Indonesia tidak dapat dipungkiri telah membuat khawatir banyak orang, karena sejak tanggal 2 Maret 2020 wabah ini dinyatakan telah masuk ke Indonesia, dalam perkembangannya sampai dengan saat ini terus bertambah. Sampai 12 April 2020, tercatat 1,7 juta kasus, 401.157  sembuh, dan 108.544 meninggal (Kompas, 12/04/2020).

Masyarakat yang khawatir melakukan berbagai upaya untuk melindungi diri mereka masing-masing, bahkan di antaranya ada yang panik. Ada yang pergi ke mall dan melakukan panic buying. Mereka memborong berbagai keperluan rumah tangga.

"Berbagai respon masyarakat terkait Covid-19 tidak bisa dilepaskan dengan budaya literasi atau kemelekkan infrormasi. Bagi masyarakat yang literasinya sudah baik, maka dia tidak akan panik, tetap waspada"

Masker dan hand sanitizer menjadi langka. Kalaupun ada, harganya menjadi mahal, Hal ini juga dimanfaatkan oleh oknum tertentu mencari keuntungan berlipat-lipat ditengah keresahan masyarakat. 

Mereka menimbun masker dan hand sanitizer dan menjualnya dengan harga yang sangat mahal. Bahkan ada oknum tertentu yang tega mencuri masker untuk Alat Pelindung Diri (APD) tenaga kesehatan di rumah sakit dan menjualnya. Aparat kepolisian pun bertindak cepat. Para pelakunya telah berhasil ditangkap.

Disamping informasi resmi yang disampaikan oleh pihak yang berwenang, di berbagai grup media sosial seperti WA dan FB berseliweran berbagai informasi baik yang berkaitan dengan berbagai kasus Covid-19, tip dan trik menghindari atau mengobati Covid-19, atau informasi yang isinya meresahkan masyarakat. Dan ternyata banyak berita yang isinya hoaks, tapi sayangnya masyarakat sudah terlanjur memercayainya.

Hal yang sangat memprihatinkan sekaligus menyedihkan adalah adanya jenazah yang ditolak oleh sekelompok orang dikuburkan di wilayahnya karena takut tertular Covid-19. Hal ini terjadi baik disebabkan karena masyarakat termakan hoaks, juga terhasut oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

Menurut saya, berbagai respon masyarakat terkait Covid-19 tidak bisa dilepaskan dengan budaya literasi atau kemelekkan infrormasi. Bagi masyarakat yang literasinya sudah baik, maka dia tidak akan panik, tetap waspada, memilih dan memilah informasi yang berkaitan dengan Covid-19, dan tidak mudah ikut-ikutan menyebar informasi yang tidak jelas kebenarannya.

Orang yang budaya literasinya sudah baik, dia akan menelusuri informasi Covid-19 dari sumber-sumber yang bisa dipercaya. Dia mencari informasi jenis masker yang bisa digunakan oleh masyarakat umum dan jenis masker yang khusus untuk kepentingan medis mengingat tingkat kebutuhan dan risiko yang berbeda. Mereka mencari informasi terkait cara cuci tangan yang baik, cara membuat hand sanitizer sendiri, atau cara membuat disinfektan sendiri.

Seiring dengan aktivitas bekerja dan belajar di rumah, orang yang budaya literasinya sudah baik akan menggunakan banyak waktu untuk hal yang positif dan bermanfaat, di antaranya membaca. 

Orang tua yang harus menjadi guru dadakan bagi anak-anaknya jadi termotivasi ikut mempelajari materi yang dipelajari oleh anaknya agar bisa membimbing anaknya mengerjakan tugas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun