Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

CPNS, Pengangguran dan Pentingnya Membangun Jiwa Wirausaha

20 September 2018   15:06 Diperbarui: 20 September 2018   16:59 894
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Proses pendidikan yang dijalani selama sekian tahun hanya menghasilkan para pencari kerja, bukan lulusan yang berjiwa wirausaha. Setelah lulus, mereka berpikir akan bekerja dimana? Bukan akan mengembangkan usaha apa? Sehingga ijazah pun menjadi andalan utama untuk mendapatkan pekerjaan.

Tingginya lulusan PT yang menganggur pun tidak lepas dari kompetensi yang dimilikinya tidak sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Oleh karena itu, hal ini harus menjadi bahan evaluasi bagi setiap PT dalam kurikulum pendidikan yang selenggarakannya, apakah sudah mampu atau mengantisipasi tantangan zaman atau belum? Selain itu, pendidikan kewirausahaan pun perlu diberikan kepada para mahasiswa agar mereka ketika lulus, bukan hanya setiap mencari kerja, tetapi juga siap menciptakan lapangan kerja.

Saat ini pemerintah mendorong munculnya ekonomi kreatif sebagai modal yang potensial bagi generasi muda dalam menciptakan lapangan kerja. Satu orang wirausaha dapat menciptakan sekian banyak lapangan kerja bagi yang lain. Adalah hak setiap orang menjadi CPNS, tetapi kalau hampir semua orang berharap menjadi CPNS, siapa yang akan berwirausaha?

Untuk menjadi seorang wirausaha memng tidak mudah. Disamping kesiapan fisik, mental, dan modal. Dan yang paling utama adalah kesiapan mental, karena berwirausaha harus siap dengan tantangan, siap menghadapi dan mengambil risiko, bukan hanya siap untung, tetapi juga harus berani menerima kenyataan kalau rugi, dan memiliki semangat pantang menyerah.

Saat ini sudah muncul wirausaha-wirausaha muda yang sukses membuka usahanya, mulai dari jualan martabak, pisang goreng, catering, membuka toko online, transportasi online, dan sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa ekonomi kreatif sedang menggeliat di Indonesi. 

Untuk menjadi sebuah negara maju, sedikitnya jumlah wirausahanya sebanya 2%, sedangkan hingga 2014, jumlah wirausaha di Indonesia sebanyak 1,65% dari total penduduk.

Jiwa wirausaha memang harus ditanamkan sejak dini. Maksud wirausaha di sini bukan hanya identik dengan menjadi pedagang atau pengusaha, tetapi nilai-nilainya seperti kreatif, inovatif, kerja keras, pantang menyerah, kemampuan berkomunikasi yang baik, dan sebagainya. Seiring dengan waktu, maka kepribadiannya akan terbentuk. Seorang siswa menjadi mandiri dan membuat inovasi dan kreativitas.

Ada siswa yang sejak sekolah dia memiliki jiwa wirausaha, belajar berjualan. Menjadi mahasiswa sudah memiliki usaha sendiri. Dan ketika lulus kuliah, dia semakin mengembangkan usahanya. 

Saya memiliki seorang teman. Dia seorang sarjana pendidikan. Dia tentunya ingin menjadi guru. Lulus kuliah, dia menjadi guru honorer. Dia pun berkali-kali mengikuti seleksi CPNS, tapi nasib baik belum memihak padanya. Akhirnya dia banting setir menjadi pedagang. Dan ternyata hidupnya maju setelah berdagang. Bahkan bisa dikatakan lebih sejahtera dibandingkan ketika dulu menjadi guru honorer.

Itulah sebuah gambaran bahwa menjadi CPNS bukanlah segalanya. CPNS hanyalah satu dari sekian banyak pintu rezeki. Rasulullah Saw mengingatkan bahwa dari sepuluh pintu rezeki, sembilan diantaranya adalah dari berdagang. Dan Beliau sendiri sebagaimana kita ketahui adalah seorang pedagang sejak muda hingga akhirnya menikah dengan dengan Siti Khadijah.

Kepada yang akan mengikuti seleksi penerimaan CPNS saya ucapkan semoga sukses.  Semoga nasib baik berpihak kepada Anda. Tetapi jika gagal, tidak perlu putus asa. Insya Allah ada pintu lain yang dipersiapkan oleh Allah untuk Anda. Allah Maha Kaya dan Maha Pemberi Rezeki. Walaahu a'lam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun