Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan featured

Gerakan Pramuka, Literasi, dan Penguatan Pendidikan Karakter

16 Agustus 2018   15:27 Diperbarui: 14 Agustus 2020   07:14 8353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hari Pramuka 14 Agustus (Sumber: Kemendikbud via KOMPAS.com)

"Gerakan pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan hidup."

Gerakan pramuka pada dasarnya bersifat sukarela, mandiri, dan nonpolitis. Walau demikian, pada K-13, gerakan pramuka dijadikan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib. Hal ini sempat memicu pro dan kontra di antara sesama praktisi pendidikan dan pegiat gerakan pramuka. 

Dan setelah pro-kontra tersebut, gerakan pramuka tetap dilaksanakan di sekolah-sekolah, karena sebenarnya sudah banyak sekolah yang menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler pramuka. 

Menurut saya, sepanjang tujuannya baik, dijadikannya pramuka sebagai ekskul wajib di sekolah mengapa harus diperdebatkan? Tinggal masalah regulasinya saja yang perlu ditata lebih lanjut. Jangan sampai antara aturan yang satu dengan aturan yang lain saling bertolak belakang.

Selain dijadikannya gerakan pramuka sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib. Implementasi K-13 juga menjadikan literasi dan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) sebagai bagian dari integrasi dalam pembelajaran. 

Walau saya tidak pernah aktif dalam kegiatan pramuka, tapi sebagai pengamat pendidikan, saya berpendapat bahwa gerakan pramuka dapat menjadi sarana membangun budaya literasi dan PPK.

Dasa Darma dibaca, diikrarkan, dipahami, dan dilaksanakan anggota pramuka dalam kehidupan sehari-hari. Anggota pramuka belajar morse, tali temali, membuat tenda, membuat belangkar, dan keterampilan lainnya. Anggota pramuka juga dilatih untuk berkomunikasi, bersosialisasi, dan berkolaborasi. Hal itu sebagai wujud membangun budaya literasi dan PPK.

Literasi bukan hanya sekedar kemampuan membaca, menulis, dan berhitung (calistung), tetapi dimensinya bisa lebih luas lagi. UNESCO tahun 2003 menyatakan bahwa "literasi lebih dari sekedar membaca dan menulis. Literasi juga mencakup bagaimana seseorang berkomunikasi dalam masyarakat. Literasi juga bermakna praktik dan hubungan sosial yang terkait dengan pengetahuan, bahasa, dan budaya."

Pasal 1 ayat 4 Undang-undang Nomor 3 Tahun 2017 tentang Perbukuan menyatakan bahwa "literasi adalah kemampuan untuk memaknai informasi secara kritis sehingga setiap orang dapat mengakses ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas hidupnya."

Melalui berbagai aktivitas pada kegiatan pramuka, maka anggota pramuka belajar untuk mencari, menerima, mengolah, memilah, memilih, dan menindaklanjuti atau menyikapi sebuah informasi. 

Saya pernah ikut mengamati dalam sebuah kegiatan pelantikan pramuka, para calon anggota selain diuji kemampuan fisik juga diuji mentalnya. Mereka harus jalan kaki sekian kilometer, menjawab pertanyaan, dan memecahkan teka-teki hingga layak dilantik. Hal tersebut tentunya menjadi kebanggaan bagi mereka. Dan akan menjadi kenangan yang terlupakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun