Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menguatkan Pendidikan Karakter dan Memajukan Budaya Literasi

30 April 2018   16:37 Diperbarui: 1 Mei 2018   03:51 7407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: countrydetail.com

Kegiatan GLS diharapkan akan melahirkan generasi-generasi bangsa yang literat. Mereka bukan hanya melek membaca, berhitung, dan menulis, tetapi melek juga jenis literasi lainnya, seperti literasi sains, literasi teknologi, literasi finansial, dan literasi budaya.

Membiasakan aktivitas membaca memang perlu dilakukan sejak dini. Kegiatan literasi harus diawali dari rumah. Orang tua harus menjadi teladan dalam kegiatan literasi. Menyadari hal tersebut, maka Kemdikbud membuat program Gerakan Nasional Membacakan Buku (Gernas Buku dimana orang tua diharapkan menyediakan dan membacakan buku bagi anak-anaknya di rumahnya masing-masing.

Program tersebut pada dasarnya baik, tetapi pertanyaannya adalah berapa persen orang tua yang sadar terhadap pentingnya membaca buku? Kalau sadar, berapa persen yang menyediakan waktu untuk membacakan buku kepada anak-anaknya? Belum lagi urusan penyediaan buku. Dari mana orang tua mendapatkan buku bacaan bagi anak-anaknya? Apakah orang tua memiliki dana khusus untuk membeli buku? Kalau bagi orang tua yang kondisi ekonominya menengah ke atas mungkin tidak terlalu jadi masalah, tetapi kalau bagi yang kondisi ekonominya menengah ke bawah, tentunya akan lebih memprioritaskan pemenuhan kebutuhan pokok daripada membeli buku.

Berdasarkan kepada hal tersebut, maka perlu ada langkah-langkah nyata dari pemerintah untuk semakin mendekatkan orang tua atau masyarakat dengan buku, misalnya dengan menyediakan layanan perpustakaan keliling, mengoptimalkan Taman Bacaan Masyarakat (TBM), dan perpustakaan desa. Dengan mengacu kepada data UNESCO tahun 2012 dimana minat baca bangsa Indonesia hanya 0,001 atau diantara 1000 orang hanya 1 orang yang suka membaca, maka orang yang suka membaca di Indonesia bisa dikatakan sebagai orang yang langka dan istimewa.

Dari pengondisian dan pembiasaan, maka diharapkan membaca berkembang menjadi kebutuhan dan menjadi budaya. Untuk mencapai ke hal tersebut, memang diakui masih jadi sebuah perjalanan panjang ketika minat baca masih rendah, apalagi kalau dikaitkan dengan daya baca, masih butuh perjuangan keras berbagai pihak terkait.

Peringatan Hardiknas merupakan momentum yang tepat untuk kembali merenungkan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tercantum dalam UU Sisdiknas. PPK dan gerakan literasi merupakan dua hal yang mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional tersebut. PPK fokus membangun watak generasi muda berdasarkan kepada Pancasila dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, sedangkan gerakan literasi membentuk generasi yang cinta ilmu pengetahuan, cinta membaca, memiliki wawasan yang luas, mampu berpikir kritis, dan memiliki daya saing dalam persaingan global. Selamat Hari Pendidikan Nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun