Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Anti Korupsi dan Kekuatan Pendidikan Ibu

23 Desember 2017   09:59 Diperbarui: 23 Desember 2017   10:37 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

ANTI KORUPSI DAN KEKUATAN PENDIDIKAN IBU

Oleh:

IDRIS APANDI

(Praktisi Pendidikan, Pemerhati Masalah Sosial)

Pada bulan Desember ada sekian banyak tanggal yang diperingati sebagai hari penting, dua diantaranya adalah peringatan Hari Anti Korupsi yang diperingati tanggal 9 Desember dan Hari Ibu yang diperingati tanggal 22 Desember. Pada tulisan ini, saya ingin mengaitkan antara dua hari tersebut sebagai bahan refleksi bagi saya dan pembaca.

Korupsi masih menjadi persoalan serius di Indonesia. Pascalahirnya era reformasi dimana salah satunya adalah semangat memberantas korupsi, justru pada kenyataannya korupsi semakin menjadi-jadi. Korupsi terjadi pada berbagai lini, mulai dari kalangan legislative, eksekutif, hingga yudikatif.


Ratusan kepala daerah, anggota DPR/DPRD, menteri, mantan menteri, mantan pejabat eselon kementerian, dan pejabat di daerah harus meringkuk di jeruji besi karena terlibat korupsi. Kerugian negara bukan lagi milyaran, tetapi trilunan. Apalagi saat ini tengah ramai kasus e-KTP yang diperkirakan merugikan negara sebesar 2,3 trilyun.

Bukan hanya kalangan politisi, birokrat, dan aparat hukum yang terjerat korupsi, kalangan swasta pun banyak yang terlibat korupsi, karena biasanya terjadi persekongkolan dan tawar menawar diantara mereka dalam memuluskan sebuah proyek. Dengan demikian, korupsi dilakukan bukan hanya oleh sendiri, tetapi dilakukan secara berjamaah melalui modus yang sistematis.

Korupsi terjadi bukan hanya disebabkan karena terdesak kebutuhan, tetapi juga karena faktor keserakahan. Dan ini yang banyak terjadi. Ratusan politisi dan kepala daerah yang notabene sudah diberi gaji, fasilitas, dan berbagai tunjangan tersebut tetap melakukan korupsi. Biaya pilkada dan pemilu yang sangat mahal menjadi alasan utama melakukan korupsi. Belum lagi mereka harus mampu memelihara hubungan baik dengan para konstituen yang telah memilihnya, dan biasanya identik dengan pemberian bantuan terhadap proposal-proposal yang diajukan.

Anggaran negara dijadikan "bancakan" atau "kavling" korupsi bagi para politisi, kalangan birokrat, dan pengusaha seperti hanya yang terjadi pada kasus e-KTP. Pengusaha memberikan hadiah atau suap kepada pejabat dalam rangka memuluskan tender proyek atau sebagai bentuk ucapan terima kasih atas lolosnya proposal mereka.

Bagaimana kaitannya antara anti korupi dan peran seorang ibu? Ibu merupakan sosok yang mengandung calon bayi selama sembilan bulan, lalu melahirkannya, kemudian merawat anak-anaknya. Ibu adalah guru pertama bagi sang anak. Proses pendidikan bukan hanya setelah bayi lahir, tetapi juga semasa calon bayi berada dalam kandungan. Makanan yang dimakan oleh ibu akan menjadi nutrisi bagi calon bayi dalam kandungan.

Ketika bayi disusui lalu tumbuh semakin besar. Peran ibu tetap tidak lepas dalam tumbuh kembang sang anak. Dalam proses mendidik anak, sang ibu tentunya perlu memiliki ilmu mendidik. Salah satu nilai yang ditanamkan oleh ibu adalah kejujuran atau integritas. Bagaimana sang ibu meminta anaknya untuk mengakui setiap kesalahan yang dilakukan oleh anaknya walau pahit. Sang ibu tidak memarahi sang anak, tetapi justru bangga karena anaknya sudah berlaku jujur.

Ketika anaknya belajar atau mengerjakan soal ujian, sang ibu memintanya agar anaknya mengerjakan sendiri, tidak mencontek, sang ibu tidak menuntut anaknya untuk menghasilkan prestasi tinggi dengan menghalalkan segara cara, tetapi meminta anaknya untuk jujur, mengerjakan soal ujian sesuai dengan kemampuannya.

Ketika sang anak bermasalah dengan teman-teman bermainnya, maka sang ibu meminta anaknya untuk menjelaskan kronologisnya dengan jujur tanpa ada ancaman akan mendapatkan sanksi. Hal ini merupakan proses menanamkan kepada anak bahwa sikap jujur itu sangat penting. Jujur adalah permata yang sudah sangat sulit ditemukan saat ini. Kita kadang terkejut ada orang yang dianggap sukses, kaya, berhasil, suatu saat terjerat hukum karena mencapainya dengan cara tidak jujur.

Kasus korupsi yang banyak terjadi saat ini sebagai dampak sudah semakin terkikisnya sifat jujur. Ditambah dengan gaya hidup yang materialistis dan hedonis. Ketika prestasi dan prestise diukur dengan pundi-pundi materi, maka nafsu manusia untuk mengumpulkan harta semakin tinggi. Jabatan yang diemban bukannya untuk melayani dan menunaikan amanah, tetapi sebagai sarana aji mumpung memperkaya diri, keluarga, atau kelompoknya.

Wahai para ibu, peran anda sangat dibutuhkan untuk melahirkan generasi yang memiliki sifat jujur dan integritas. Selain itu, peran sang ayah pun sangat penting dalam membentuk anak yang jujur. Misalnya dengan mencari nafkah dari cara yang jujur pula. Dengan adanya penanaman sifat jujur yang dimulai dari keluarga, maka diharapkan akan lahir generasi-generasi calon pemimpin bangsa yang jujur pula. Salam integritas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun