Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Lalu Lintas Bagi Pelajar

25 September 2013   13:23 Diperbarui: 4 April 2017   16:26 3589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pada sambutan HUT POLANTAS 23 September 2013, KAPOLRI menyatakan bahwa tingginya angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia saat ini sudah sampai pada titik yang sangat memprihatinkan. Pada tahun 2011 tercatat sebanyak 32.657 orang meninggal dunia dan pada tahun 2012 turun menjadi 29.654, apabila dianalisis secara kuantitatif maka dalam satu bulan angka kematian mencapai 2.471 orang, setara dengan 82 orang perhari atau dalam setiap jam terdapat 3 hingga 4 jiwa yang meninggal akibat lakalantas. Pelaku yang terlibat lakalantas sepanjang bulan Januari hingga Juni 2013 ini sebanyak 244 kasus kecelakaan setiap hari, ternyata 20% diantaranya melibatkan remaja berusia dibawah 16 tahun dengan status pelajar.

Saat ini halaman sekolah telah banyak disesaki oleh ratusan sepeda motor yang dibawa oleh para pelajar. Bahkan parkir sepeda motor sudah meluber ke luar halaman sekolah. Pihak sekolah pun tidak berdaya melarang para siswanya yang membawa sepeda motor ke sekolah. Orang tua memberikan sepeda motor kepada anaknya dan menoleransi mereka mengendarainya dengan alasan menggunakan sepeda motor dapat lebih cepat sampai ke sekolah, bisa mengirit waktu, dan lebih ekonomis. Kondisi transportasi publik yang kurang aman dan nyaman juga menjadikan pelajar lebih senang membawa sepeda motor ke sekolah daripada naik angkutan umum.

Mungkin di sisi lain, penggunaan sepeda motor ke sekolah ada sisi baiknya, tapi dampak negatifnya lebih banyak. Jika mengacu kepada Undang-undang lalu lintas, para pelajar tersebut melanggar hukum karena tidak memiliki SIM, belum cukup umur, banyak yang menggunakan helm, menggunakan knalpot yang bising, ugal-ugalan di jalan raya sehingga disamping membahayakan diri sendiri juga membahayakan orang lain. Akibatnya, angka kecelakaan lalu lintas yang melibatkan pelajar.

Pasca kecelakaan yang melibatkan seorang anak artis yang nota bene masih di bawah umur polisi gencar melakukan razia bagi pelajar yang yang mengendarai sepeda motor. Hal ini disamping bertujuan sebagai tindaan preventif juga untuk memberikan efek jera kepada mereka. Pembuatan SIM yang bisa “nembak” juga menyebabkan banyak pengendara motor yang sebenarnya belum layak baik secara teknis maupun secara psikologis tapi kenyataannya memiliki SIM.

Pendidikan Lalu Lintas

Razia-razia yang dilakukan oleh polisi dalam jangka pendek mungkin bisa menekan jumlah pelajar yang menggunakan sepeda motor atau melanggar lalu lintas, tapi itu hanya pendekatan temporer, diperlukan langkah-langkah lain yang lebih preventif, yaitu pendidikan lalu lintas kepada pelajar. Bentuknya bisa dalam bentuk penyuluhan, penyebaran selebaran, melibatkan pelajar dalam kampanye keselamatan berlalu lintas, pemutaran film, dan sebagainya. Polisi bisa secara pro aktif datang ke sekolah atau pihak sekolah mengundang aparat polisi untuk memberikan penyuluhan keselamatan berlalu lintas kepada pelajar. Melalui cara itu, diharapkan muncul kesadaran dari pelajar terhadap pentingnya keselamatan berlalu lintas, pentingnya taat terhadap peraturan lalu lintas, dan sebagainya.

Penulis suka melihat ada anak-anak PAUD/TK yang suka memakai seragam polisi. Penulis tidak tahu persis apa alasannya anak PAUD/TK memakai seragam polisi. Mungkin maksudnya agar mau jadi polisi, mencintai pekerjaan sebagai polisi, dan menanamkan kesadaran berlalu lintas sejak dini. Di kota Bandung ada Taman Lalu Lintas. Tempat itu banyak dikunjungi dan menjadi salah satu tempat wisata pavorit di kota Bandung, apalagi pada saat hari libur. Tapi penulis melihat pengunjung lebih banyak menggunakan tempat itu sebagai sarana hiburan dibandingkan dengan sarana pendidikan lalu lintas. Jarang sekali orang tua di samping mengajak anaknya berwisata juga mengajak anak-anaknya untuk mengenal rambu-rambu lalu lintas yang banyak terpasang di taman tersebut.

Polisi disamping melakukan razia juga sebenarnya telah melakukan kampanye simpatik keselamatan lalu lintas kepada masyarakat. Misalnya dengan memberikan helm ber-SNI gratis, memasang spanduk-spanduk tentang keselamatan berlalu lintas, dan iklan-iklan di media massa, tapi tampaknya hal-hal tersebut belum dapat sepenuhnya menjadi masyarakat taat berlalu lintas karena untuk membentuk masyarakat yang taat berlalu lintas butuh proses. Selain itu, perlu juga penegakkan hukum bagi pelanggarnya. Keselamatan berlalu lintas perlu dijadikan sebagai kebutuhan setiap orang. Kecelakaan lalu lalu lintas paling banyak disebabkan oleh kelalaian pengguna jalan.

Untuk meminimalisasi pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas di kalangan pelajar, disamping perlu ketegasan dari aparat kepolisian, hal yang tidak kalah penting adalah perlu ketegasan dari orang tua dan sekolah untuk melarang siswa membawa sepeda motor ke sekolah. Pemerintah pun perlu menyediakan sarana transportasi yang aman dan nyaman buat pelajar. Misalnya dengan menyediakan bis sekolah. Dengan adanya pendidikan lalu lintas bagi pelajar, mudah-mudahan dapat membangun budaya sadar tertib berlalu lintas sejak dini karena karakter bangsa salah satunya dapat dilihat dari perilakunya di jalan raya.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun