Mohon tunggu...
Idris
Idris Mohon Tunggu... Guru - Hidup disayang mati dikenang

Sang Penembus Kabut

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tamu Agung

13 April 2021   10:04 Diperbarui: 13 April 2021   12:03 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gemerlap indahnya cahaya mentari pagi. Masuk menerobos lorong-lorong jendela kamar tidurku. Pancaran sinarnya sontak mendorong badanku terpental dari tempat tidur.

"Uh, silau" kataku sambil menggosok-gosok mata yang baru bangun dari tidur. Kulihat jam tangan kesayanganku menunjukkan pukul 06:30 WIB. Aku harus segera siap-siap berangkat ke sekolah.

Tak menunggu lama aku langsung bergegas mandi di kamar mandi yang besarnya hanya satu petak saja. Maklumlah hidup di kosan dengan fasilitas apa adanya. Selepas mandi, seperti biasa kudirikan duha sebagai modal awal perjuanganku dalam meniti pendidikan demi meraih sebuah kesuksesan.

Hari sudah siang, aku harus segera berangkat ke sekolah supaya tidak terlambat.

"Jika kuterlambat, habisku kena omel Ibu Yati" gumamku dalam hati sembari merasa was-was dalam keadaan terburu-buru. Rasa takut ku ke Ibu Yati lebih besar dari pada rasa takutku ke Ibu Fauzi sebagai guru BP. Mengingat Ibu Yati adalah guru wali kelasku yang paling rewel dan cerewet beda dari yang lain.

"Kreeeeeek" suara pintu kamar kosan kubuka, kuhendak berangkat ke sekolah. "Klek" kututup pintu kamar kembali lalu kukunci. Dan kuberjalan ke ruang tamu yang berada di depan kamar kosanku kerana aku hendak memakai sepatu sebelum berangkat ke sekolah. Saat ku sedang memakai sepatu, tiba-tiba Irham teman kosanku yang baru saja keluar dari kamarnya datang menghampiriku.

"Mau ke mana bro?" tanya Irham kepadaku sambil menguap dengan keadaan muka kusut yang masih terlihat ngantuk.

"Ke sekolah!" sautku dengan semangat energi pagi sambil tersenyum lebar.
"Bro, bukannya hari ini libur?"  Lanjut Irham
"Hah, Serius Ham" jawabku dengan muka kaget dan tersendat bengong.
"Ia bro libur, kan besok Selasa, 13 Arpil kita sudah masuk puasa pertama. Dan kita hanya diberi libur tiga hari, Hari ini, Selasa dan Rabu" jelas Irham sambil terbahak-bahak menertawakanku.

Aku yang kebingungan baru ingat bahwa besok Selasa itu merupakan hari pertama puasa di Bulan Ramadhan 1422H.

Seketika aku pun tersimpuh malu pada Irham. Aku yang sudah berpenampilan rapih yang hendak pergi ke sekolah ternyata tidak jadi.
Tapi kendati demikian, rasa maluku telah terobati dengan kabar gembira bahwa besok sudah masuk bulan suci ramadhan, bulan yang mana kusebut sebagai tamu agung, tamu yang selalu kudambakan. Terima Kasih Ya Allah, engkau telah mengantarkanku kembali kepada bulan suci ramadhan Tahun ini.

Marhaban ya ramdhan semuanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun