Mohon tunggu...
Mh Firdaus
Mh Firdaus Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Penulis dan Traveller amatir. klick: www.nyambi-traveller.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menikmati Surga Dunia di Labuan Bajo

12 Januari 2018   16:05 Diperbarui: 12 Januari 2018   16:36 1673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Deretan pulau yang kami lalui sangat indah. Tak ada penghuni terlihat di sana. Air di sekitarnya luar biasa jernih dan indah. Aneka ikan terlihat meliuk-liuk, berenang dengan bebas. Udara panas mulai menyengat kulit. Tak terasa panas udara siang bercampur perciakan air laut terasa sedikit menyengat.

Gugusan indah pulau itulah yang menjadi awal pembicaraanku dengan turis yang duduk di ujung boat. Dia berasal dari Jerman beserta temannya. Mereka sedang berlibur. Dari situlah akhirnya, kami di dalam kapal akrab dan berbicang-bincang. Mereka semua mengakui bahwa pantai dan gugusan pulau di sekitar Labuan Bajo, indah menawan. Setiap orang mengeluarkan ponsel untuk mengabadikannya.

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Sekitar jam 10.30 siang, kapal kami bersandar di pulau Rinca. Pulau Rinca beserta pulau Komodo dan pulau Pidar merupakan bagian Taman Nasional Komodo. Ia adalah bagian dari Situs Warisan Dunia UNESCO. Setelah berjalan sebentar ke loket pembayaran, kami berkumpul dalam rombongan berdasarkan boat. Tak dinyana, Komodo menyambut pas di depan loket pembayaran. 

Kami terperanjat begitu melihat binatang purba itu. Semua pengunjung mengeluarkan kameranya. Menurut guide (pengantar), di pulau Rinca hidup komodo, kambing, ayam, burung serta binatang lainnya. Di tengah terik panas, kami mengelilingi pulau sesuai track untuk melihat Komodo. Kami beruntung, karena sepanjang perjalanan terhampar Komodo yang beristirahat, berjalan dan melakukan akitifitas lainnya. 

Di sudut  lainya, di samping gundukan tanah -- tempat menyimpan telur Komodo --, sepasang burung cantik sedang bersendagurau. Tak terasa, kulit tangan saya mengering. Harusnya, saya mengolesinya dengan krim pelembab sebelum mendarat. Itulah kesalahanku. Sehingga kulitku sakit saat menyandar di hotel di malam harinya.

Hampir 45 menit, saya dan pengujung bule berjalan melihat Komodo di pulau Rinca. Rasa lelah menerpa badan. Kakiku terasa pegal-pegal. Dengan sedikit memaksa, semua pengunjung akhirnya kembali ke kapal yang bersandar di tepi pulau. Sambil memijat kaki, semua pengunjung mengeluarkan bekal makanan dan minumnya. Petugas boat mengeluarkan box makan siang bagi pengunjung. Lunch break mulai di atas dek kapal. Makan siang di atas boat dengan pandangan gugusan pulau serta pantai indah menjadi pengalaman tak terlupakan. Angin laut sepoi-poi menambah kenikmatan makanan. Luar biasa makyus.....

Agenda berikutnya, boat mengunjungi pantai-pantai indah yang mengelilingi pulau tak berpenghuni. Saya lupa apa nama-nama pantai dan pulaunya. Saya hanya ingat bahwa pasirnya putih banget dan airnya super bening. Terlihat boat-boat sedang bersandar dan berhenti di pinggiran pantai. Penumpangnya bergiliran menyebur ke laut. Pantai dengan kejernihan air tingkat tinggi, laksana kolam renang besar yang mampu menampung puluhan manusia. Ajib.... Saya tak bisa berkata apa-apa, saat melihat indahnya pasir pantai dan air yang begitu mempersona diantara gugusan pulau. "Alangkah indahnya pulau-pulau ini. Segarnya udara laut dan putihnya pasir serta jernihnya air menjadi anugerah tak terhingga dari maha kuasa bagi manusia", gumanku di atas boat tertegun.

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Setelah puas menikmati pantai dan berfoto, kami kembali ke daratan Labuan Bajo pukul 15.30 sore. Menikmati matahari terbenam sambil minum kopi dan pisang goreng di "kafe bali" dari bukit, merupakan kenikmatan lainnya. Alhamdulillah.... Sruput....nyam, nyam.....

Bulan Hemat ke Labuan Bajo. Labuan Bajo merupakan destinasi baru pariwisata -- dibanding Bali dan Lombok. Meski baru, banyak wisatawan berkunjung ke daerah yang masih bagian Flores. Layaknya daerah turis, semua barang beranjak mahal. Semua jengkal tanah di banyak pojok Labuan Bajo, sudah terpampang papan pemiliknya. Harga tanah ikut tergerek mahal. Makanan dan kuliner ikan (meski daerah ini kaya ikan laut) ikutan mahal. Kenapa ikan mahal di sarangnya ? Dengan enteng, nelayan berujar, "Kan untuk mengambil ikan, kapalnya memerlukan solar dan BBM yang juga mahal...". Hotel, penginapan, hostel, guest house, kos-kosan, dan kontrakan menjamur perlahan. Lokasi kongko-kongko seperti; kafe, tempat kuliner, restaurant menjamur di jalan Soekarno-Hatta, jalan utama beberapa meter dari pantai. Bila hari beranjak senja, keramaian di area-area tertentu -- sekitar bibir pantai -- di Labuan Bajo, mengeliat. Meski angkutan umum berhenti jam 5 an sore, namun ojek dan mobil carteran menjamur di sudut kota. Jadi, don't worry bro....

Bahkan saking ramainya tukang ojek, orang asing dengan tentengan belanja di samping jalan, sudah pasti didekatinya. Namun jangan takut kawan. Tukang ojek dan umumnya masyarakat Labuan Bajo ramah dan baik. Meski tampangnya rada sangar -- khas masyarakat flores --, namun hati dan tutur kata terhadap tamu umumnya sopan. Ahamdulillah, selama di sana, saya belum merasakan kekasaran penduduk local. 

Masyarakat yang saya kenal -- seperti; sopir omprengan, ojek, carteran, guide tour -- mengerti cara memperlakukan wisatawan. Sepertinya penduduk mengerti bahwa daerahnya merupakan "destinasi turis". Sehingga tamu adalah segalanya. Sayangnya, infrastruktur jalan dan sarana public belum menunjang. Terlihat dari kejauhan, berdiri rumah sakit swasta Siloam. Selama disana saya belum menjumpai rumsah sakit umum daerah yang representative. Semoga dalam waktu dekat segera dibangaun sarana public...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun