Mohon tunggu...
Hizkia Raditya
Hizkia Raditya Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Film

Cerita Si Anak Kota

25 November 2018   20:15 Diperbarui: 25 November 2018   20:41 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Sebuah nama adalah berkat, harta karun pemberian paling berharga katanya. Nama yang melonjak populer belakangan ini adalah nama seseorang yang dipanggil Ahok, terutama karena film mengenai dirinya yang baru-baru ini dipertontonkan di bioskop seluruh Indonesia. Film 'A Man Called Ahok' karya sutradara Putrama Tuta ini mampu menyentuh hati setiap orang yang menontonnya. Mulai dari performa Daniel Mananta yang memainkan pak Ahok dengan mendetail, hingga suaranya yang khas pun terdengar mendukung suasana penonton melihat kehidupan seorang Basuki Tjahaja Purnama.

Film ini sangat menonjolkan kehidupan keluarga Ahok sebelum ia menjadi seorang gubernur, mulai dari perjuangan ayahnya, pak Kim Nam yang dengan jerih payah menghidupi keluarga, sambil menyediakan bantuan kepada masyarakat di daerah Gantung, Belitung, sosok Kim Nam sangat berpengaruh dalam membangun karakter Ahok dibuktikan dalam satu adegan dimana pak Kim Nam menyuruh Ahok untuk memecat salah satu pegawainya karena telah berbuat kecurangan, Ahok sudah diajari ketegasan dari masa kecilnya. 

Sampai masa akhir hidup dari ayahnya salah satu kata yang paling diingat oleh Ahok dan juga yang sekarang diingat oleh penulis dan setiap orang yang ikut menonton film ini adalah "berburu harimau, bawalah saudara sekandung" yang berarti ketika menghadapi berbagai rintangan hidup yang berat, kita tidak boleh lupa dengan saudara kandung yang akan selalu berada disitu bersama kita "teman boleh lari meninggalkan kita dimakan harimau, tapi untuk saudara kandung, antara ia selamat, atau ia kehilangan saudaranya", kata pak Kim Nam, menunjukan bagaimana keluarga itu merupakan hal yang terpenting bagi kehidupan setiap orang, karena bahkan teman terdekat sekalipun bisa menghianati kita, tapi keluarga, jika keluarga menghianati kita,, makai a juga akan kehiolangan keluarganya. 

Film ini mengajari banyak kepada penulis tentang pentingnya menghormati orang satu sama lain,, bagaimana walaupun berbeda pendapat,, ras, ataupun budaya kita seharusnya dapat memberikan toleransi kepada satu sama lain, karena toh sebetulnya kita semua adala saudara dan saudara sepatutnya tidak meninggalkan saudara yang lain, tak peduli masalah apapun yang dihadapi. Penulis belajar banyak mengenai kejujuran dari cara Ahok melaksanakan pemilu, hingga tujuannya untuk membangun pemerintahan yang lebih bersih dari film ini. 

Beberapa orang mungkin menganggap pak Ahok gila atau aneh untuk menolak uang biaya kunjungan kerja, walaupun ia tidak melakukan kunjungan kerja, orang-orang yang menjunjung tinggi kejujuran memang akan dipandang aneh bagi orang lain, hal ini sangat ditunjukan di film, namun kita harus dapat bertahan dan tetap berpegang pada apa yang baik dan benar, dengan tidak melupakan Tuhan yang Maha Esa. 

Penulis merekomendasi bagi para pembaca yang belum menonton film ini untuk segera menoontonnya selama masih ada di bioskop mungkin anda juga bisa mendapat suatu hal berarti yang dapat mengubah hidup anda atau orang disekitar anda sama seperti pak Ahok yang mengubah bukan hanya hidupnya sendiri, namun orang disekitarnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun