Mohon tunggu...
Mas Idi
Mas Idi Mohon Tunggu... Pengelantur

Pencinta Mitologi, Mistisme, hingga demonology, menulis hanya sekedar hiburan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pelarian Diri dari Genre Isekai

22 Juli 2025   22:17 Diperbarui: 23 Juli 2025   10:49 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan Layar (https://www.oed.com/dictionary/isekai_n)

Cerita dengan jenis ini sering mengeksplorasi tema sebuah penebusan (Redemption), kesempatan kedua, dan sebuah pembangunan dunia yang berkelanjutan (World building/Civlization). Tokoh utama biasanya tumbuh dari masa kanak-kanak di dunia baru, memberikan penonton perjalanan transformasi yang lengkap.

3. Game World Isekai

Di jenis ini, latar belakang cerita sering terinspirasi dari video game, lengkap dengan level, keterampilan (Skill), statistik, dan misi. Tokoh utama mungkin terjebak di dalam dunia virtual atau secara misterius menemukan diri mereka hidup di dunia yang berfungsi seperti sebuah game.

Contohnya :

a. Log Horizon

b. Overlord

Jenis ini menarik bagi penggemar game RPG dan sering kali berfokus pada perkembangan kekuatan, strategi hingga moralitas, terutama ketika batas antara game dan kenyataan mulai kabur.

~

Dari tiga jenis Isekai, kita bisa memahami alasan kenapa Isekai sangat digemari oleh banyak orang-orang. Hal ini tema-temanya seringkali menyentuh inti perjuangan, harapan, dan impian. 

1. Escapism: A Doorway Out of Reality 

Pada intinya, Isekai bercerita tentang sebuah pelarian, karena hal ini merupakan inti dari sebuah genre fantasi. Tujuan utama genre fantasi adalah sebuah pelarian dari dunia nyata sehingga cerita diungkap melalui metafora seperti sihir, makhluk mitos, hingga dunia. Akan tetapi, Isekai lebih menitikberatkan sebuah kenyataan. Isekai sangat memperlihatkan bagaimana manusia lari dari sebuah kenyataan, dari rutinitas, dari penderitaan. Sebagian besar protagonis Isekai memulai perjalanan mereka di dunia asli yang dingin, tidak adil, atau membosankan. Mereka mungkin adalah orang-orang yang terpinggirkan secara sosial, orang dewasa yang kelelahan karena pekerjaan, orang-orang yang terbebani oleh trauma atau orang yang memiliki sebuah penyesalan. Hidup mereka ditandai oleh isolasi, kegagalan atau kekecewaan. Hal ini membuat para penonton memiliki rasa hubungan dan kesamaan dengan karakter. 

Saat mereka dipindahkan ke dunia lain, aturan pun berubah. Tidak lagi terikat oleh masyarakat dan aturannya lagi, mereka mendapatkan sebuah kebebasan untuk menjelajah, membuat pilihan, dan hidup dengan berani. Perubahan ini sangatlah resonan dengan penggemar atau penonton yang merasa terjebak oleh tekanan kehidupan modern, stres akademik, ekspektasi sosial, kesulitan ekonomi, atau kelelahan digital. Bagi banyak orang, Isekai menjadi sebuah fantasi pembebasan, tempat di mana hidup terasa bermakna kembali dengan melihat karakter utama Isekai.

2. Wish Fulfillment: From Nobody to Somebody

Salah satu elemen paling menarik dari Isekai adalah sebuah pemenuhan keinginan. Dalam cerita-cerita ini, karakter yang sebelumnya diabaikan, lemah, atau tak terlihat di dunia asalnya tiba-tiba diberi kemampuan luar biasa, gelar bangsawan, atau sebuah penghormatan yang tidak pernah mereka dapatkan di dunia aslinya. Tidak hanya itu, mereka mungkin memperoleh sihir yang luar biasa, keterampilan yang sangat langka, atau kecerdasan yang membedakan mereka dari orang biasa.

Namun, ini bukan hanya tentang sebuah kekuatan saja, ini tentang sebuah pengakuan. Para protagonis ini dihormati, dicintai, dan bahkan ditakuti. Mereka menjadi pahlawan, raja, mentor atau sebuah legenda. Bagi pembaca dan penonton, terutama mereka yang pernah merasa diabaikan atau dihargai, transformasi ini sangat memuaskan bagi mereka secara emosional.

Pemenuhan harapan atau keinginan ini diam-diam banyak orang memilikinya. Mereka ingin sekali untik dilihat, dihargai, dan hidup dalam dunia di mana usaha dan identitas mereka berarti.

3. Self-Discovery and Redemption: A Second Life, A Second Chance 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun