Mohon tunggu...
Devin Aditya
Devin Aditya Mohon Tunggu... Freelancer - ..

..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kita Masih Sama dengan Suara Gelora Bhineka Tunggal Ika

28 Februari 2020   05:29 Diperbarui: 28 Februari 2020   05:29 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Berbeda- beda tetapi tetap satu" atau lebih dikenal sebagai "BHINEKA TUNGGAL IKA" sepenggal semboyan yang memiliki sebuah makna mendalam di dalamnya. Makna yang kita tahu menggambarkan Segala keragaman Suku, Ras, Agama, bahasa, serta keelokan budaya nya yang luar biasa. Segala perbedaan dan keberagaman yang menjadi kunci kekuatan untuk tetap bersatu dalam satu tujuan, satu kedaulatan, serta satu kesatuan yang utuh menjadi sebuah negara yang sejahtera. Negara yang damai, dan rukun tanpa ada pertikaian perbedaan yang menjadi suatu ancaman untuk kita bahkan Negara.  

Mungkinkah Perubahan waktu demi waktu, kian semakin menunjukan betapa lemahnya kita dengan perbedaan yang ada?. Perbedaan yang menjadikan manusia semakin egois untuk mengungguli bahwa Suku, Ras, Agama, bahasa, serta Budaya yang ia miliki adalah yang paling diantara yang lain. Bukankah para pejuang dahulu telah membuktikan bukanlah Suku,Ras agama siapa yang menjadi keberhasilan dalam membangun suatu negara. Namun, bagi siapa saja mereka  yang  memiliki rasa serta semangat untuk menjaga keutuhan berbangsa dan bernegara. Bukankah para pejuang terdahulu pula, telah menampakkan secara jelas bahwa kita dengan segala perbedaan dan keragaman bukan hal untuk menjadikan kita  saling tikam menikam dan jatuh menjatuhkan untuk membangun suatu negara hanya untuk menjadi unggul diantara yang lain. Sungguh naif jika manusia penerus bangsa seperti kita menjadikan motivasi untuk saling menjatuhkan dan saling tikam menikam untuk keegoisan mengungguli Suku, Ras, Agama yang Kita punya.

Lalu kini, Kemana semboyan yang menjadi akar kuat pondasi untuk menjaga kesatuan dan persatuan berbangsa dan bernegara ?. kemana suara yang menyemarakan kita adalah satu nusa satu bangsa?. kemana ? jawab pada diri kita sendiri, lalu tanyakan pada diri kita kemana kita yang menjadi generasi selanjutnya untuk melanjutkan cita-cita perjuangan bangsa yang seharusnya memperbaiki segala kekurangan dan pertikaian yang menjadi akar hancurnya kehidupan berbangsa dan bernegara. Sudah saatnya kita menjadi tonggak untuk menopang dan menguatkan kembali bahwa perbedaan yang kita punya bukan hal yang patut kita permasalahkan. Bukanlah pula hal yang menjadi duri bagi kehidupan kita untuk berdampingan dengan keragaman. Bukankah jika kita sama-sama saling tuduh , saling meneriaki, saling men- Judge hanya akan seperti abu dan arang yang keduanya sama-sama hancur karena api telah membakarnnya habis ?. 

Berhentilah untuk saling menaikkan nada Suku atau Ras siapa yang paling layak, Agama siapa yang paling benar, Budaya dan Bahasa siapa yang paling Indah Dan Elok.  Karena, pada Nyatanya perasaan senasib terdahulu, Perasaan saudara, dan Perasaan untuk sama-sama berjuang membuat Sang Ibu Pertiwi tetap Damai dan sejahtera karena kita masih sama dan akan tetap sama dengan suara  Gelora Bhineka Tunggal Ika.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun