Mohon tunggu...
Devin Aditya
Devin Aditya Mohon Tunggu... Freelancer - ..

..

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Bersama Menggapai Langit Sang Cleopatra

17 Februari 2020   22:51 Diperbarui: 17 Februari 2020   22:58 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Pagi itu kembali datang menyapaku. Dengan riuh suara adzan memanggil untukku terbangun dari mimpi. Rasa kantuk memang selalu menyapa setiap insan. 

Dikala hembusan angin mulai merayu. Namun, Saat tatapan mulai tertuju pada sebuah kertas dengan goresan-goresan segala impian di masa depan. Rasa kantuk itu mulai berubah menjadi sebuah obsesi untuk segera terbangun dan menjalankan kewajibanku sebagai seorang muslim. Ya aku berfikir dengan cara ku beribadahlah impian ku dapat di dengar oleh Tuhanku dan Semoga saja Tuhan mengabulkannya. Aku memang sosok yang mudah sekali terobsesi dengan impianku, bahkan aku akan melakukan apapun untuk mencapai impianku.

  "Cleopatra" ya, Namaku adalah Cleopatra Aziyyah Nur Sani. Aku terlahir dari keluarga yang benar-benar sederhana. Se sederhana pulau yang ada di indonesia. Tapi bukan penghalangku untuk bermimpi Setinggi langit dan Seindah pulau yang ada di indonesia. Bersama dengan impian itu mengantarkanku kepada sosok-sosok yang berani dan ambisius seperti Adara Ayra Soraya. Sosok yang sangat jutek namun care seperti Salma uzza Husna. Dan sosok yang sangat santai dan juga lemah lembut seperti Siti Sayyidah humaira. Mereka adalah sosok-sosok yang berada di dekatku selain Tuhan dan orang tua ku untuk mewujudkan mimpi-mimpi besarku. Yang Mendorongku pada saat aku lelah menggapai mimpi-mimpi ku yang berada jauh diatas. Aku merasa, Tuhan memang mengetahui apa yang aku butuhkan. Pada saat dunia mengatakan " Impianmu nothing to comes true ". Tapi mereka, ya mereka sahabatku dengan lantang mengatakan " Believe, You should believe your dreams comes true, bodo amad yang lain berkata apa".

   Siang itu, suara gemuruh kaki berdatangan menginjakan telapak telapaknya ke depan pintu rumahku. Dengan ciri khas untaian salam yang sangat lembut, tiada lain dan tiada bukan adalah suara Sayyidah. Dan gemuruh kaki yang dibuat oleh Salma dan Adara. Rasanya hal itu sudah menjadi hal yang biasa selama 10 tahun lamanya di setiap hari Weekend. Langkah itu pun mulai mendekat ke arah pintu kamarku. Dan benar saja tanpa sepatah kata pun Salma langsung membuka si kotak persegi panjang  pintu itu dengan kasarnya. Hingga terdengar bunyi " Citt klok ". Akhirnya masuklah sosok-sosok yang memang benar- benar sudah tak asing lagi bagi sepasang dua bola mata ini. Bahkan sosok yang selalu teringat dalam memori ingatan kepala ini. Namun, ada satu yang benar-benar asing bagi mata ini melihat. Bahkan hati ini terus menjerit menduga-duga apa yang akan terjadi. Tatkala melihat wajah Adara yang muram, Bahkan sepasang matanya terus saja melihat ke arah sudut lain, dan hatinya yang meronta-ronta untuk mengeluarkan ribuan kosa kata. Ya Adara benar-benar berbeda hari itu, hingga akhirnya Sayyidah membangunkan ku dari lamunan yang membuatku kaku. Sambil bertanya dan menggerak-gerakan kedua tangannya ke arah penglihatanku.

  "Ehhiyahhh  kenapa ?", Akhirnya aku tersadar dari lamunanku yang membuat semuanya terasa berhenti. Dan spontanitas mengeluarkan kumpulan kata-kata saat semuanya kembali berjalan seperti semula. Tak lama dari itu Sayyidah membalas " Kenapa sih ? Kita baru aja datang udah ngelamun aja kayak gitu, ada apa ?". Balas Sayyidah diikuti salma " iyah kenapa sih ?" . " ehh gapapa cuman lagi nanya aja dalam hati, kenapa manusia-manusia kayak kalian datang mulu dahh, hehe" Jawabku ber argumentasi. Layaknya ikan yang baru saja diberi umpan. Salma langsung melahap argumen ku. " oohhhhh jadi kamu gak suka kita datang kesini gitu ? Oke dah yoo kita pergi girls". Jawab Salma sambil berdiri beranjak akan pergi. " eeh eeh kok gitu, jangan gitu dong. Kan cuman bercanda". Jelasku merasa bersalah. " issh kalian, udah- udah ah kenapa jadi pada ribut sihh" ungkap sayyidah sedih. " Wkwkwk, lah mbaknya baper nih,lagian kan cuman bercanda" jelas Salma sambil tertawa. " hmm udah ah, btw apa kabar dengan target mimpi kita ?". Tanya Sayyidah dengan penuh harap. Alih alih pertanyaan tersebut sangat mengganggu Adara. Hingga akhirnya Adara beranjak dari duduknya dan mengeluarkan kata-kata yang mungkin selama ini dia ingin katakan. " Apa ? Target mimpi kita ?atau yang kamu maksud target mimpi Cleo?".

  Pada saat namaku berada dalam untaian kata-kata yang Adara katakan membuatku merasa ingin membatahnya. Namun, bukan kata yang keluar dari bibir ini, tapi air yang tak terasa keluar begitu derasnya dari sepasang bola mata ini. Disisi lain Sayyidah sangat tak ingin melihat ku menangis ia terus menghiburku dengan suara lembutnya. Salma pun tak tinggal diam seribu bahasa, ia bertanya sekaligus menjawab pertanyaan retoris milik Adara " Maksud kamu apa sih Dar ? Bukannya emang ini mimpi dan target kita sama-sama, emang Cleo yang punya ide ini, tapi aku gak ngerasa bahwa ini semua mimpi dan target Cleo, Karena apa ? Karena kita juga ikut andil buat ngewujudinnya !" Tegas Salma pada Adara. Tapi Adara " Ha'h apa ? Ikut andil ? Aku gak ngerasa kayak gitu tuh !. Aku ngerasa semua yang dilakukan cuman kehendak Cleo sendiri tanpa mendengarkan Apa pendapat Orang lain" Pernyataan tersebut langsung aku komentari " Dara ?? Kalau pun kamu ingin buat berpendapat apa salahnya kamu utarakann aja, gimana aku tau apa yang kamu inginkan selama ini" jelasku sambil terisak menangis dengan sendu. " Aku selalu utarakan tapi apa ?? Kamu seolah olah tak mendengarku, Dasar egois" ucap Adara dengan teriakan yang membuatku semakin hancur. " Adara cukup ! " ucap Sayyidah dengan Geram " emang bener kan?? Kamu, Salma, dan  Aku Cuman ada dibelakang Cleo ! " Ucap Adara membuat tangisku semakin menjadi. Dan seketika itu pun Adara langsung pergi dari kamarku sambil berucap " Udahlah aku capek dengan sikap kalian, terutama kamu Cleo aku muak dengan keegoisanmu!" Adara pun langsung keluar. Pada saat Adara keluar aku tak tinggal diam. Aku pun ikut keluar mengejar Adara dengan mata yang terus mengeluarkan kesedihan dengan derasnya, hati yang terus saja berucap Maaf dan detak jantung yang terpacu pada situasi. Hingga akhirnya, " Aku bodoh, Mengejar Adara saja aku tak sanggup menggapainya. Bagaimana aku bisa menggapai impian ku yang benar benar jauh dan tinggi " Ucapku sembari menangis memeluk Salma dan sayyidah Cleo, Kamu tidak sendiri, kami masih disini, sudah berhentilah, aku dan salma tetap bersamamu ucap sayyidah menenangkan meskipun sesak dengan apa yang terjadi, tak sadar langit pun ikut menangis dengan ribuan bahkan jutaan miliaran tetesan airmya seolah-olah merasakan begitu hancurnya perasaan ini.

   Keesokan harinya, aku terbangun dengan mata sembab yang ternyata kesedihan ini tetap membekas, rasa bersalah, dan tak tenang terus mengikutiku. Bahkan perasaan itu membuatku enggan untuk bersemangat menyambut hari yang telah berganti.

Siang itu aku tak sengaja bertemu dengan Adara. Niat ingin berusaha meminta maaf padanya. Tapi, Adara seolah-olah tak suka bertemu denganku. Hal itu jelas terlihat dalam raut wajah Adara.

***

maafin aku Cleo!ucap Adara dalam hatinya. Namun, kata itu tak sesuai dengan fakta yang ada dalam wajahnya.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun