Mohon tunggu...
Silvia Diaz
Silvia Diaz Mohon Tunggu... -

“Ideas come from everything” \r\n― Alfred Hitchcock\r\n\r\nUniversitas Atma Jaya Yogyakarta\r\n2013\r\nKajian Media

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Tren Petisi Online: Pendukung Keterlibatan Demokrasi di Era Informasi?

11 April 2016   00:10 Diperbarui: 11 April 2016   00:48 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Teknologi dan komunikasi menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan dari akses informasi masyarakat modern. Akses informasi yang dimaksud adalah proses membagikan dan memberikan informasi seluas-luasnya. Teknologi berperan mempermudah orang dalam melakukan akses informasi bahkan hingga mengaburkan batas ruang dan waktu seperti yang terjadi dalam pemanfaatan internet. Saat ini, internet sebagai new media menjadi sebuah corong utama yang menjadi andalan masyarakat dalam akses informasi. Kemudahan dan kecepatannya membuat masyarakat mampu melakukan akses timbal balik informasi dengan lancar. Hal inilah yang membuat semakin banyak masyarakat yang bersedia melibatkan diri dalam berbagai hal, khususnya keterlibatan dengan cara online.

Keterlibatan masyarakat Indonesia yang saat ini sedang digandrungi adalah melalui penandatanganan petisi online. Petisi online yang populer digunakan di Indonesia diwadahi melalui website change.org. Melalui website ini, orang difasilitasi untuk mampu memberikan dukungan melalui tanda tangan virtual pada petisi yang sifatnya online mengenai suatu isu. Fenomena ini menjadi menarik ketika dikaitkan dengan partisipasi masyarakat demokrasi di era informasi. 

Petisi online terbukti ampuh untuk menggalang dukungan dalam berbagai isu dengan jumlah tanda tangan yang diberikan sebagai buktinya. Bahkan menurut survei yang dilakukan oleh change.org menyatakan bahwa setiap jam, ada satu isu yang dipetisikan memenangkan dukungan. Beberapa diantaranya adalah penghentian kriminalisasi Abraham Samad dan Bambang Widjojanto karena jika kriminalisasi ini terus berjalan maka koruptor di Indonesia akan merajalela. Banyaknya jumlah tanda tangan yang diberikan adalah wujud keterlibatan masyarakat demokrasi melalui new media.

Meskipun tampaknya mampu melibatkan semakin banyak anggota masyarakat melalui kemudahan teknologi, namun sebagai bagian dari masyarakat sekaligus pengguna new media, marilah kita lihat kembali. Apakah tren petisi online ini mampu menjadi pendukung atau tantangan terwujudnya keterlibatan masyarakat untuk berdemokrasi di era informasi?

Pertama, mari kita lihat dari prosedur pembuatan dan penandatanganan petisi online khususnya melalui change.org. Dari sisi pembuatan, memang petisi online dapat dibuat oleh siapa saja dengan mudah. Ketika akan membuat petisi online kita akan diberikan ruang untuk membuat judul petisi, melibatkan pihak-pihak yang erat dengan isu petisi, medefinisikan petisi, hingga mengusulkan penyelesaian isu sesuai dengan keinginan pembuat petisi. Menyikapi kebebasan ini, jangan sampai terlena untuk hanya melihat sebuah isu hanya dari ‘bungkus luar’ saja. Melainkan melihat kepentingan-kepentingan dibalik setiap pergerakan yang dibuat. Timbang pula apakah isu yang dilemparkan mampu menjadi pergerakan yang memajukan masyarakat atau hanya galangan dukungan demi kepentingan suatu kelompok saja. Sehingga masyarakat tidak hanya terbawa arus untuk mempersempit pilihan menjadi dua jalan saja, apakah memberikan tandatangan pada petisi itu atau mengabaikannya.

Kemudian, lihat pula apakah isu yang dilemparkan melalui petisi-petisi tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini bisa dilihat dari follow up yang mampu diberikan pembuat petisi bagi penandatangan petisi. Jalannya isu dan perkembangan isu yang dipaparkan secara transparan mampu semakin menanamkan keyakinan pada para penandatangan petisi untuk terus mendukung gerakan virtual menjadi gerakan fisik yang nyata. Hal yang harus selalu diingat, pergerakan virtual tanpa keterlibatan yang nyata akan berakhir percuma menjadi angka-angka saja.

Melihat paparan opini ini, penulis mengharapkan adanya kesadaran masyarakat dan pengguna untuk tidak bosan-bosannya mengkaji dan melihat kembali apabila melibatkan diri pada gerakan-gerakan online sehingga keterlibatan yang dilakukan tidak hanya berhenti pada angka-angka jumlah dukungan namun dapat diubah menjadi dukungan nyata yang membawa masyarakat pada arah perbaikan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun