Nama : Muhammad Wildan GibranÂ
Nim : 12405041040074
Jurusan : MD3C
Mata kuliah: Filsafat dakwahÂ
Metode dakwah Rasulullah SAW pada awalnya dilakukan dengan pendekatan secara personal (individual approach), yaitu melalui ajakan langsung kepada orang-orang terdekatnya, seperti ketika beliau mengumpulkan kaum kerabat di Bukit Shafa[1]. Seiring berjalannya waktu, metode ini berkembang menjadi pendekatan kolektif, sebagaimana terlihat saat Rasulullah berdakwah ke Thaif dan ketika musim haji.
Sebagian ulama berpendapat bahwa hukum berdakwah adalah fardhu kifayah, artinya kewajiban bersama yang gugur apabila sudah ada sebagian orang yang melakukannya di suatu wilayah. Namun, jika di suatu daerah tidak ada yang berdakwah padahal mampu melakukannya, maka seluruh penduduk di kawasan tersebut menanggung dosa di sisi Allah SWT.
Dengan demikian, dakwah pada dasarnya merupakan kewajiban setiap individu Muslim, meskipun pelaksanaannya perlu menyesuaikan dengan kemampuan dan situasi masing-masing. Intinya, setiap umat Islam berkewajiban menyampaikan dakwah Islamiyah sebagai bentuk pengabdian (ubudiyah) dan manifestasi keikhlasan kepada Allah SWT.
Para nabi dan rasul merupakan teladan utama dalam dakwah, karena mereka diutus dengan wahyu dan tuntunan yang sempurna. Meskipun manusia biasa tidak akan mampu menyamai mereka, para dai dan muballigh hendaknya bersyukur karena menempuh jalan para nabi dan rasul, yaitu jalan dakwah untuk menegakkan risalah Islam. Konsekuensi dari pilihan ini adalah berkomitmen mengikuti jejak mereka dalam menyebarkan amar ma'ruf nahi munkar, tanpa terpengaruh oleh kondisi atau situasi apa
 pun.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI