Mohon tunggu...
Ida Hutasoit
Ida Hutasoit Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Editor

Menulislah dengan hati. Menulislah karena cinta. Niscaya tulisanmu berguna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Who Am I?"

28 Juli 2018   15:59 Diperbarui: 28 Juli 2018   16:45 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pernah mengenal atau melihat seseorang yang selalu berpikir buruk tentang dirinya sendiri? Suka membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain? Tidak pernah mensyukuri keberadaannya dan apa yang dia miliki? Orang itu bisa diindikasikan punya masalah dengan citra dirinya! 

ONCE UPON A TIME

Seorang ibu merasa sedih sekaligus ngeri saat dirinya menemukan sebuah catatan di kamar putrinya yang mengatakan kalau dirinya ingin bunuh diri. Ia menemukan catatan itu sewaktu dirinya sedang membersihkan kamar sang putri.

Catatan yang ditulis Kim Hyun itu berbunyi demikian, "Saya heran mengapa ia (Red- ibu) melahirkan seorang anak seperti saya ini. Saya akan membunuh diri saya sendiri suatu saat nanti. Saya tidak pernah tersenyum lagi! Hanya menangis. Saya mengakui diri saya sebagai orang bodoh."

Ada banyak "Kim Hyun" lainnya di luar sana yang bergumul dengan masalah serupa. Merasa diri buruk, tidak berharga, tidak layak dan sikap negatif lain yang menunjukkan gejala low self-esteem atau rendah diri. Jangan anggap sepele masalah ini!

BAHAYA KOMENTAR DI SOSMED

Di era teknologi seperti sekarang, ada beragam komentar jahat yang mudah sekali kita jumpai di dunia maya. Berupa ejekan, hinaan, atau label-label negatif terkait dengan image diri yang memang sengaja dilontarkan untuk menjatuhkan. Ejekan atau bully-an itu tak jarang kelewat batas, hingga mendorong orang yang menerimanya bunuh diri karena merasa sangat buruk. Sudah banyak korban berjatuhan!

Fenomena ini tak boleh dianggap remeh karena berdampak serius bagi keberlangsungan hidup seseorang. Komentar jahat lewat media sosial bahkan disinyalir lebih besar pengaruhnya dibanding yang diutarakan secara langsung di depan muka. Pasalnya, komentar jahat lewat media sosial bisa terekam baik dan dilihat banyak orang.

Cobalah simak beberapa contoh komentar jahat ini:

"Sudah gendut, jelek, narsis lagi. Jijik!" 

"Orang seperti ini lebih baik musnah sajalah!" 

"Sampah masyarakat, tidak berguna, lebih baik mati saja." ... dan masih banyak lagi.

RACUN DARI IKLAN

 Belum lagi dampak iklan sebagai media propaganda. Iklan kini tidak hanya menawarkan produk, tetapi juga image. Contoh, iklan pelangsing badan yang mencitrakan bahwa perempuan cantik itu bertubuh langsing. Atau berkulit putih pada iklan lotion. Atau rambut hitam pada iklan sampo. Produk-produk kecantikan membentuk opini dan persepsi luas terhadap perempuan yang cantik dan sempurna.

Dalam masyarakat Indonesia sendiri, sosok cantik kerap digambarkan dalam tipikal wanita tinggi, berkulit putih dan halus, pinggang ukuran kecil, berambut panjang, lurus dan hitam. Padahal kenyataannya tidak seperti itu!

Namun lantaran sudah terhasut propaganda iklan, tidak sedikit perempuan Indonesia merasa bernasib buruk lantaran terlahir dengan kulit hitam, rambut ikal atau pinggul besar. Alhasil, mereka berlomba berburu produk-produk yang menjanjikan disertai ilusi, mereka menjadi cantik dan sempurna!

DEAL WIH IT!

 Apa yang harus dibereskan? Tidak lain tidak bukan, citra diri! karena itu sumber 'penyakitnya'! Citra diri adalah kesan atau gambaran umum mengenai diri kita. Citra diri bisa tertanam dalam pikiran bawah sadar oleh pengaruh orang lain, lingkungan, pengalaman masa lalu atau sengaja ditanam oleh pikiran sadar.

Citra diri ada yang positif dan membangun. Ada pula yang yang negatif dan merusak. Citra diri yang positif akan mengantar seseorang pada kesuksesan dan kebahagiaan. Citra diri yang positif membuat kita punya penerimaan diri yang baik! Sebaliknya, citra diri negatif akan menghancurkan dan membikin orang menderita.

Untuk memiliki self esteem yang baik, as a good start, cobalah pahami lebih dulu poin-poin berikut!

  1. Sadari apa yang ditampilkan televisi/iklan bukanlah hal yang sebenarnya. Jadi siapa kita sebenarnya? Bible says, kita dicipta serupa dan segambar Allah. Period. Jadi, setiap kita, mau bagaimana pun bentuknya, is priceless!
  2. Ubah anggapan tentang diri kita dengan mengubah "isi pikiran" kita. For example, kalau dulu kita selalu menganggap diri jelek, bodoh, tak berguna dan lainnya, cobalah ubah dengan berpikir bahwa kita itu keren, pintar, berharga, dan pikiran positif lain yang mendorong kita untuk optimis dan produktif.
  3. Konsentrasi pada kekuatan bukan kelemahan. Memusatkan perhatian pada potensi/kekuatan diri akan menjadi alasan kita mencintai diri dan pede (percaya diri). Berilah penghargaan pada diri saat kita melakukan hal-hal baik.
  4. Berani mencoba hal-hal baru. Selain bisa mengembangkan keterampilan dalam diri, pengalaman baru bisa memberi keyakinan dan membantu kita bertumbuh menjadi "seseorang". Pegang prinsip bahwa pengalaman baru adalah kesempatan untuk belajar, bukan kesempatan untuk menang atau kalah.
  5. Jangan beri ruang untuk berkembangnya pikiran negatif! Percayalah, itu hanya melemahkan kita. Sebaliknya, pikiran-pikiran positif yang tumbuh dan berkembang akan membuat kita punya kepercayaan dan penerimaan diri yang baik.
  6. Tingkatkan skill atau kecakapan diri. Meningkatkan kemampuan akan membantu kita merasa lebih nyaman dan pede dalam segala situasi. Masalah apa pun tidak akan mudah melemahkan atau membuat kita minder.
  7. Jadi diri sendiri! Kita harus percaya dengan diri sendiri, dengan kepribadian kita, sehingga kita bisa benar-benar yakin bahwa kita mampu. Jangan "kecilkan" diri kita dengan membandingkan diri dan ingin menjadi orang lain! Ingat, kita ini super spesial!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun