Mohon tunggu...
Ida bagus Ananda krisna
Ida bagus Ananda krisna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Main musik dan memasak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Akulturasi Budaya Tari Rejang Sandat Ratu Segara Pura dalam Puri Kubutambahan

11 Januari 2023   18:59 Diperbarui: 11 Januari 2023   19:20 650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pura Dalem Puri Kubutambahan terletak di Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng. Pura ini merupakan salah satu pura sakral yang terletak di pulau Bali. Pura dalem puri Kubutambahan yang dikenal juga dengan sebutan Pura Pengadilan memiliki kesakralan dan ciri khasnya yaitu tiada lain adalah sebagai pura yang dipergunakan untuk mengucapkan sebuah sumpah dan memiliki taksu sebagai saksi. 

Pura Dalem Puri Kubutambahan biasanya melakukan pemujaan kepada Dewa Siwa sebagai bagian dari Kahyangan Tiga. Selain itu, keberadaan Pura Dalem Puri desa Kubutambahan ini juga mempunyai fungsi yakni sebagai pelebur. Pura ini tidak hanya memuja Dewa Siwa, tetapi juga terdapat banyak Ida Bhatara lainnya yang disungsung oleh umat hindu yang ada di Desa Kubutambahan.

 
Sejarah dari Pura Dalem Puri Kubutambahan yaitu sebagai payogaan Mpu Kuturan dengan Siwa Budha yang akan lenyap di Bali. Mpu kuturan diutus oleh para siwa untuk datang ke Bali dengan tujuan utamanya ke Pura Sila Yukti yang bertempat di Padangbai Kabupaten Karangasem. 

Pada saat itu Mpu Kuturan diberikan kendaraan atau tunggangannya berupa salah satu hewan yakni adalah seekor kijang dengan memiliki sebuah tujuan untuk mencari njung bali utara yang dikenal dengan Desa kawista atau desa yang disenangi oleh para leluhur dan juga pinandita dan dipercayai sebagai daerah spiritual.

Mpu Kuturan berangkat diawal menuju Desa sambirenteng yang di sanalah banyak terjadi kegiatan tukar menukar atau barter yang dilakukan VOC waktu zaman belanda. Sesampainya beliau di Desa sambirenteng terdapat Pura Pagonjongan yang terdapat tempat untuk bertapa dan melaksanakan tapa berata yoga. 

Kemudian beliau berangkat lagi menuju ke daerah barat namun disana tidak terdapat yang namanya njung bali utara. Singkatnya, sampai lah beliau di Pura Negara Kertha Gambulalayang yang saat ini dikenal dengan sebutan Pura Pancasila.

Di Pura Tersebut terdapat banyak Ida Bhatara dengan menyungsung lima agama seperti Agama Hindu, Agama Budha, Agama Islam, Agama Kristen Katolik dan juga Agama Kristen Protestan. Mpu Kuturan melakukan tapa brata yoga di Pura Negara Kertha Gamburanglayang namun beliau disana tidak merasa nyaman untuk beryoga dan bertapa. 

Dengan begitu beliau kemudian bergeser dan mencari tempat nyaman untuk melakukan tapa brata yoga, sehingga sampailah beliau di Pura Dalem Puri Kubutambahan. Di Pura Dalem Puri itu lah beliau menumukan njung bali utara yang beliau cari. Beliau melakukan tapa brata yoga pada abang ke 9 tepatnya 963 SM di Pura Dalem Puri yang dimana terdapat dua pohon aren.

Saat Piodalan di Pura Dalem Puri Kubutambahan yang biasanya jatuh pada hari kamis wuku sungsang setiap 6 bulan sekali. Salah satu runtutan upacara nya adalah dengan menarikan tarian sakral yang ditarikan pada saat upacara ngelebar yaitu tarian rejang sandat ratu segara. Tari Rejang Sandat Ratu Segara merupakan tarian yang memiliki makna sebagai wujud rasa syukur umat nya terhadap Ibu Pertiwi atau Ratu Segara. 

Dalam artian manusia harus eling (mengingat) bahwa kehidupan itu berasal dari beliu (pertiwi). Bahkan, tarian ini juga merupakan bentuk kasih dan ucapan terima kasih pada alam atau sang ibu karena sudah menjaga seluruh mahkluk hidup. Pada saat menari para penari biasanya menggunakan warna pakaian yang bernuansa putih hijau. 

Warna putih melambangkan sifat kepolosan dan kemurnian. Selain itu, warna putih juga dikenal sebagai warna yang mewakili aspek keseimbangan, yaitu negatif dan positif. Kemudian, warna Hijau melambangkan alam, kesegaran, kemurnian, dan kelestarian lingkungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun