Terimakasih, untukmu kekasih terkasih.
Bidadari yang lihai menyimpan perih.
Di kesunyian, mengalun menangis lirih.
Demi buah hati, tersenyum fasih.
Kejadian itu bukanlah halusinasi.
Pesan singkat tersampai melalui mimpi.
Pelan, mencabik-cabik emosi diri.
Dan, hanyut menghayati isyarat ilahi.
Kini bayangmu, tersisa menyejukkan hati.
Menyemangati, menggerakkan nadi.
Sedari rembulan hingga menjelma matahari.
Mengikuti waktu, yang berdetak mengarungi.
Mimpi-mimpi harus tetap diwujudkan.
Walau letih datang, kadang tertekan.
Dunia, akan konsisten berjalan.
Dan kami? ditunggu oleh 'masa depan'.
Ibu, maaf atas terbatasnya budi pekerti.
Sampai jumpa kembali, pada dimensi yang abadi...
05.10.2020