Dan Noah Centineo membuat kita menyukai segala ketidaksempurnaan Owen. Saya yang menyukai novel-novel detektif sejak kecil bisa membayangkan diri saya sebagai Owen, bukan sebagai Jack Ryan yang terlalu serius dan serba sempurna sebagai mata-mata.Â
Terlebih "The Recruit" memperlihatkan bagaimana Owen terus berusaha terkoneksi dengan dunia nyata di tengah-tengah misi demi misi yang membawanya melanglang buana ke berbagai negara.
Saya membayangkan Owen bertemu Ana Montes dan mungkin bisa dibuat bertekuk lutut begitu saja. Ana yang terlatih bisa mendapatkan apa yang diinginkannya dari laki-laki itu tanpa perlu berusaha lebih keras karena Owen selalu menganggap dirinya hanya "seorang pengacara yang bekerja di CIA".
Tapi kadang-kadang tindakan heroik memang datang tak terduga. Ia datang semata karena niat baik, niat yang datang dengan ketulusan yang murni. Ia datang semata karena ingin menjaga nama baik negara maupun instansi yang dilindunginya. Owen bertindak heroik karena ia merasa perlu berbuat sedemikian, bukan karena statusnya sebagai pegawai CIA.
Dan Owen juga manusia biasa. Ia tak pernah dilatih untuk bisa bersikap dingin ke seseorang yang dipedulikannya. Ia tak pernah tahu bagaimana harus bersikap ketika berada di stuasi yang membahayakan seseorang yang dipedulikannya. Dan kemanusiaannya itulah yang menjadikannya berbeda.
Owen hanya berusaha untuk peduli. Dan ia membayar kepeduliannya dengan petualangan mendebarkan yang mengancam jiwanya. Tapi ia tahu bahwa meski nyawanya sering terasa dekat dengan kematian, apa yang dilakukannya akan bermakna bagi hidup orang lain.
THE RECRUIT
Produser: Marc David Alpert, Hadi Nicholas Deeb, Agatha Warren
Sutradara: Julian Holmes, Alex Kalymnios, Doug Liman, Emmanuel Osei-Kuffour
Penulis Skenario: George V. Ghanem, Alexi Hawley, Hadi Nicholas Deeb, Maya Goldsmith, Niceole R Levy, Amelia Roper
Pemain: Noah Centineo, Laura Haddock, Fivel Stewart
ICHWAN PERSADA
Sutradara/produser/penulis skenario, pernah menjadi dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute