Mohon tunggu...
Moch IchwanPersada
Moch IchwanPersada Mohon Tunggu... Seniman - Sutradara/Produser Film/Pernah Bekerja sebagai Dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Produser film sejak tahun 2011. Sudah memproduseri 9 film panjang termasuk nomine Film Dokumenter Terbaik FFI 2012, Cerita Dari Tapal Batas. Menjadi sutradara sejak 2019 dan sudah menyutradarai 5 serial/miniseri dan 5 film pendek. Mendirikan rumah kreatif Indonesia Sinema Persada dan bergiat melakukan regenerasi pekerja film dengan fokus saat ini pada penulisan skenario.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Owen Hendricks Bukanlah Ana Montes

15 Januari 2023   14:15 Diperbarui: 15 Januari 2023   14:20 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun 2011. Untuk pertama kalinya saya mendapatkan kesempatan terlibat menjadi salah satu produser di film "Batas". Dan untuk pertama kalinya pula saya berkenalan dengan Malcolm Gladwell.

Saya membaca buku The Tipping Point yang ditulis Malcolm dengan terkagum-kagum. Itu adalah buku pertama darinya yang saya baca. Sebuah buku yang menyihir saya tentang bagaimana ide, perilaku pesan dan produk menyebar seperti wabah penyakit menular. Dan setelahnya saya mulai melahap semua buku yang ditulis olehnya.

Salah satu buku Malcolm yang menarik adalah Talking with Strangers. Salah satu bagian dari buku tersebut tentang terungkapnya Ana Montes, mata-mata Kuba yang selama bertahun-tahun bekerja di CIA tanpa dicurigai sedikitpun. Sedikit banyak mirip dengan kisah seorang kapolsek yang dilantik belum lama ini yang selama bertahun-tahun dikenal sebagai jurnalis.

Malcolm dengan menarik mengisahkan bagaimana Ana direkrut, dibentuk hingga diterjunkan sebagai agen Kuba di tengah agensi mata-mata Amerika. Sekilas tampak seperti misi bunuh diri. Tapi di tangan Ana, misi itu dijalaninya selama bertahun-tahun. Dan entah berapa banyak informasi rahasia negara yang bocor ke tangan musuh.

Dalam serial "The Recruit" yang tayang di Netflix, kita akan bertemu dengan Owen Hendricks, seorang pengacara baru lulus kuliah yang diterima bekerja di CIA. Owen yang mendambakan petualangan mendebarkan sebenarnya tahu bahwa pekerjaannya di CIA tak akan membawanya ke sana. Tapi semesta mendengarkan keinginannya dan akhirnya ia harus terjun bebas ke banyak situasi berbahaya.

Tapi Owen Hendricks bukanlah Ana Montes. Ia tak pernah menerima pelatihan intensif sebagai agen rahasia. Ia baru 24 tahun, masih hijau dan baru mengenal dunia kerja, bahkan tak bisa menggunakan senjata. 

Ia bahkan tak bisa membela dirinya ketika tertangkap. Dan Owen pun tak paham bagaimana seorang mata-mata bekerja, begitupun ia membiarkan dirinya kelak terjun bagaimana seorang mata-mata.

"The Recruit" menjadi tontonan menyenangkan karena karakter utamanya memang tak digambarkan ultra-heroik. Owen bahkan cenderung naif, kadang terlalu bodoh dan tak bisa berpikir jernih. 

Ia bahkan tak bisa membedakan bagaimana ia dimanipulasi oleh seseorang untuk mendapatkan keinginannya. Dan kita menjadi dekat dengan Owen justru karena ketidaksempurnaannya itu. 

Dibalik postur gagah dan wajah gantengnya, Owen adalah kita yang gugup luar biasa ketika berada di bawah tekanan dan panik ketika mendapati dirinya dihujani tembakan bertubi-tubi.


Dan Noah Centineo membuat kita menyukai segala ketidaksempurnaan Owen. Saya yang menyukai novel-novel detektif sejak kecil bisa membayangkan diri saya sebagai Owen, bukan sebagai Jack Ryan yang terlalu serius dan serba sempurna sebagai mata-mata. 

Terlebih "The Recruit" memperlihatkan bagaimana Owen terus berusaha terkoneksi dengan dunia nyata di tengah-tengah misi demi misi yang membawanya melanglang buana ke berbagai negara.

Saya membayangkan Owen bertemu Ana Montes dan mungkin bisa dibuat bertekuk lutut begitu saja. Ana yang terlatih bisa mendapatkan apa yang diinginkannya dari laki-laki itu tanpa perlu berusaha lebih keras karena Owen selalu menganggap dirinya hanya "seorang pengacara yang bekerja di CIA".

Tapi kadang-kadang tindakan heroik memang datang tak terduga. Ia datang semata karena niat baik, niat yang datang dengan ketulusan yang murni. Ia datang semata karena ingin menjaga nama baik negara maupun instansi yang dilindunginya. Owen bertindak heroik karena ia merasa perlu berbuat sedemikian, bukan karena statusnya sebagai pegawai CIA.

Dan Owen juga manusia biasa. Ia tak pernah dilatih untuk bisa bersikap dingin ke seseorang yang dipedulikannya. Ia tak pernah tahu bagaimana harus bersikap ketika berada di stuasi yang membahayakan seseorang yang dipedulikannya. Dan kemanusiaannya itulah yang menjadikannya berbeda.

Owen hanya berusaha untuk peduli. Dan ia membayar kepeduliannya dengan petualangan mendebarkan yang mengancam jiwanya. Tapi ia tahu bahwa meski nyawanya sering terasa dekat dengan kematian, apa yang dilakukannya akan bermakna bagi hidup orang lain.

THE RECRUIT

Produser: Marc David Alpert, Hadi Nicholas Deeb, Agatha Warren

Sutradara: Julian Holmes, Alex Kalymnios, Doug Liman, Emmanuel Osei-Kuffour

Penulis Skenario: George V. Ghanem, Alexi Hawley, Hadi Nicholas Deeb, Maya Goldsmith, Niceole R Levy, Amelia Roper

Pemain: Noah Centineo, Laura Haddock, Fivel Stewart

ICHWAN PERSADA

Sutradara/produser/penulis skenario, pernah menjadi dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun