Mohon tunggu...
Moch IchwanPersada
Moch IchwanPersada Mohon Tunggu... Seniman - Sutradara/Produser Film/Pernah Bekerja sebagai Dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Produser film sejak tahun 2011. Sudah memproduseri 9 film panjang termasuk nomine Film Dokumenter Terbaik FFI 2012, Cerita Dari Tapal Batas. Menjadi sutradara sejak 2019 dan sudah menyutradarai 5 serial/miniseri dan 5 film pendek. Mendirikan rumah kreatif Indonesia Sinema Persada dan bergiat melakukan regenerasi pekerja film dengan fokus saat ini pada penulisan skenario.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

[Tak Ingin] Hilang Ingatan

8 Januari 2023   12:55 Diperbarui: 8 Januari 2023   13:00 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[Tak Ingin] Hilang Ingatan

Tahun 2022. Untuk pertama kalinya seumur hidup saya didiagnosa menderita vertigo. Dan untuk pertama kalinya pula dalam hidup, saya merasakan ketakutan terkena penyakit terkait ingatan.

Sembari meredam ketakutan akan sesuatu yang belum terjadi, ingatan saya melayang pada sebuah kisah yang pernah saya baca dan menyentuh hati saya. Sebuah kisah dari Brazil tentang seorang laki-laki bernama Lucio Yanel yang setiap hari melantunkan lagu dengan gitarnya khusus untuk istrinya, Sueli. 

Perempuan yang telah menjadi teman hidupnya selama 25 tahun itu perlahan dilihatnya masuk ke dalam "dunia yang jauh". Sueli didagnosa menderita Alzheimer, penyakit otak degeneratif yang tak bisa disembuhkan. "Alzheimer sialan ini telah mencuri teman tercinta saya dalam beberapa tahun terakhir. Saya merayunya dengan menggunakan musik setiap hari agar dia dapat merasakan saya ada di sampingnya. Dialah penonton terbaik saya."

Kisah Lucio menjadi viral di tahun 2009 setelah ia mem-posting foto keduanya di Facebook setelah kondisi Sueli semakin memburuk. Dan kita pun tergerak dengan bagaimana cara dari setiap orang mengupayakan agar kenangan tak terhapus begitu saja dari ingatan seseorang.

Kenangan. Kita bisa saja membekukannya dalam foto di ponsel. Kita bisa saja mengawetkannya dalam foto di social media. Namun tanpa ingatan, niscaya ia hanyalah gambar tanpa arti. Tak bisa menjelaskan peristiwa di baliknya, tawa yang terjadi sebelumnya, keriaan yang terjadi mengiringinya.

Kenangan. Kita bisa saja menuliskannya setiap hari dalam jurnal. Kita bisa saja mengabadikannya dalam postingan di social media. Tapi ia tak lebih dari sekedar tulisan jika tak terekam dalam ingatan. Foto dan tulisan hanya akan jadi kisah tak berarti karena ia kehilangan rasanya.

Dan bagaimana kita bisa merelakan kenangan menjauh dari kita? Penderita Alzheimer bukan saja harus merelakan kisah hidupnya dan orang-orang yang disayanginya hilang lenyap tak bersisa namun juga seringkali membuat penderitanya tak bisa membedakan realitas dan fantasinya. Ini jauh lebih sukar dari sekedar linglung. 

Coba lihat bagaimana Anthony dalam "The Father" yang bisa disaksikan di Amazon Prime merespon apa yang sedang berkecamuk di pikirannya. Dan skenario garapan Florian Zeller dan Christopher Hampton dengan brilyan memberi kita pemahaman lebih jernih tentang bagaimana ingatan bekerja di kepala penderita Alzheimer.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun