Mohon tunggu...
Travel Story

"Pariwisata Indonesia: Sebuah Harapan dan Tantangan"

19 Januari 2016   20:14 Diperbarui: 19 Januari 2016   20:25 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ichwan Abdillah -Direktur LPP HMI Lembaga Pariwisata & Pecinta Alam Mahasiswa Islam (LEPPAMI) Cabang Depok

Indonesia - Nusantara merupakan sebuah gugusan ribuan pulau yang memiliki jutaan kekayaan. Baik kekayaan yang tersurat yakni potensi pariwisata yang sudah pasti dimiliki ditiap pulau. Maupun kekayaan yang tersirat yakni sumber daya alam (SDA) yang tidak bisa dilihat dengan kasat mata.

Hari ini, sebahagian mata para pejabat negara hanya ingin mencari sebuah keuntungan besar sesaat lewat kekayaan SDA yang dimiliki nusantara. Dengan cara mengeksploitasi seluruh SDA yang pasti memiliki efek domino jangka panjang terhadap kerusakan alam. Disadari atau tidak pengeksploitasian SDA dapat merusak tatanan ekosistem baik didaratan maupun dilautan. Seharusnya pemerintah harus menyadari bahwa kekayaan alam merupakan titipan anak cucu kita sebagai generasi penerus bangsa, yang patutnya harus dijaga kelestariaanya. Untuk itu sebagai langkah lanjutan agar kekayaan alam bangsa tidak termakan zaman, maka pemerintah wajib[caption caption="LEMBAGA PARIWISATA & PECINTA ALAM MAHASISWA ISLAM"][/caption] memberi ketegasan lewat peraturan serta tindakan yang lugas.

Dengan kata lain, pemerintah harus mengedepankan pengembangan potensi-potensi pariwisata yang dimiliki setiap pulau digugusan nusantara. Tetapi keadaan dilapangan sangat berbeda, dinas-dinas terkait didaerah sebahagian besar hanya berkutat pada perizinan bisnis kepariwisataan. Seharusnya pengembangan potensi pariwisata harus dimulai dengan langkah-langkah konkrit yang substantif seperti pembekalan dan pendampingan masyarakat terkait kemampuan dalam pengembangan usaha penunjang kepariwisataan ataupun kemampuan keintelektualan masyarakat disetiap provinsi bahkan seharusnya disetiap desa maupun dusun. Dalam hal ini pemerintah dapat menggandeng mahasiswa sebagai mitra stategis dalam membantu membangun daerah.

Selain itu pemerintah juga luput pada pengembangan akses wisata. Seharusnya setiap daerah dibekali sebuah akses yang mampu dijangkau oleh masyarakat luas dan harus dirasa nyaman bagi seluruh elemen masyarakat. Pengembangan akses wisata ini seharusnya dilakukan sebelum daerah itu benar2 berkembang tetapi keadaan dilapangan berbeda, pengembangan akses wisata dilakukan hanya untuk beberapa daerah yang dianggap sudah memiliki "nama besar" dalam kepariwisataan dengan kata lain hanya 10% potensi pariwisata Indonesia yang telah dikelola dan dikembangkan dengan baik.

Apabila dalam 2 dekade kedepan terus terjadi seperti, ini maka dapat dipastikan hanya 20%-30% potensi pariwisata Indonesia yang dapat berkembang. Dalam permasalahan ini, seharusnya segera dientaskan karena apabila promosi yang berlebihan tanpa ditunjang akses yang memadai bagi wisatawan. Semoga para pemangku kepentingan dapat menyadari bahwa masih banyaknya potensi pariwisata Indonesia yang masih belum dijamah. Jangan sampai potensi pariwisata Indonesia lebih dahulu disadari oleh pihak asing. Karena dalam keadaan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) hari ini, seharusnya kita dapat mengembangkan segala potensi yang dimiliki oleh Bangsa ini terlebih dahulu sebagai modal bersaing dalam kerasnya perdagangan bebas dalam MEA.

Sejatinya, dunia kepariwisataan dapat menjadi garda utama perekonomian di Indonesia dari sektor non-tambang. Dengan semua modal utama yang dimiliki serta garansi keamanan yang menjamin kepariwisataan, maka bangsa ini optimis mendapatkan pendapatan negara atau devisa dari tingginya geliat perputaran keuangan didunia pariwisata. Semoga cita dan harapan dapat terwujud demi terciptanya Bangsa yang Mandiri untuk mewujudkan kemerdekaan 100%.

Salam Lestari !!

Yakin Usaha Sampai

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun