Mohon tunggu...
Icha Nors
Icha Nors Mohon Tunggu... Guru - ibu rumah tangga, pendidik

Berhenti melihat jam/waktu dan mulai melihat dengan mata\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Bahasa Ibu Dilupakan, Perilaku Makin Tak Sopan

15 Maret 2012   15:53 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:00 984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1331846235824129502

[caption id="attachment_176642" align="aligncenter" width="600" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] Percakapan dua bocah kakak beradik dengan ibunya di sebuah kedai makan penjual makanan junk/ fast food barusan telah memaksa saya menarikan jari-jari di atas keyboard untuk menuliskan kemirisanku terhadap merosotnya minat orang tua mengajarkan sekaligus membiasakan bertutur kata dengan bahasa ibu yang halus. Ini adalah ke sekian puluh kalinya keheranku memahami alasan para orang tua tidak mengenalkan bahasanya sendiri pada putera-puteri mereka. Lebih heran lagi kalau orang tua dari kelompok guru atau pendidik. Berkali-kali aku mencoba mencari tahu apa penyebab berikut untung ruginya. Koq jadi kepikiran terus ya. Nggak tahulah, yang jelas ada rasa tidak rela dalam hati jika anak-anak tak lagi memakai bahasa leluhurnya yang adiluhung ini. Lha wong diajari andap asor saja koq nggak mau, kan aneh. Contohnya seperti tadi . Si kakak yang seumur anak kuliahan berbicara pada ibunya dengan kalimat semaunya kayak sedang ngomong sama temannya. Babar blas tak ada sopan santunnya. Bahasa Indonesia campur Jawa ngoko sangat tidak etis didengar maupun dilihat orang lain. Orang Jawa bil;ang koyo cah angon tidak tahu tata krama. Belum lagi sikap yang ditampilkan, jauh sekali dari adab Jawa yang mulia. Duh, maafkan diriku nenek moyangku ... Melatih Berbahasa Ibu Dengan Menyimak Teori Behavioristik berpandangan bahwa anak belajar bahasa dari hasil pengkondisian lingkungan, proses imitasi dan pemberian penguat (reinforcement) oleh keluarga berupa berkomunikasi dengan bahasa setempat. Ini sesuai dengan pendapat Skiner yang memandang perkembangan bahasa dari sudut stimulus-respon, proses internal bahasa diperoleh dari interaksi lingkungan. Kemampuan berbahasa anak sangat ditentukan oleh kemampuannya dalam menyimak, karena dalam menyimak makna bahasa diperoleh melalui symbol visual dan verbal. Ketika anak menyimak, anak memahami bahasa berdasarkan konsep pengetahuan dan pengalaman yang merupakan proses dari pemahaman. Jadi tidak sulit bukan? Anak-anak akan belajar banyak dari mendengarkan pembicaraan orang tuanya dengan mereka maupun dengan orang lain. Dan cara terbaik untuk mendorong berbahasa ibu pada mereka adalah dengan menyisihkan waktu untuk berbicara dengan mereka dan segera menyela untuk memperbaiki perkataan mereka kalau sekiranya anak melakukan kesalahan dalam menggunakan kalimat. Saatnya Bangga Pada Budaya Sendiri Mulailah sekarang juga untuk segera menggunakan bahasa ibu dalam kegiatan sehari-hari. Mungkin akan terasa aneh atas perubahan ini. Percayalah itu takkan berlangsung lama dari pada nanti menyesal tak melakukannya. Atau mungkin merasa kurang keren didengar orang lain kalau sedang di tempat umum atau tempat belanja/mall. Malu? Ah, itukan perasaan gengsi basi yang nggak perlu dipelihara. Nggak zamannya lagi malu memakai budaya leluhurnya. Justru saat ini lagi mode membanggakan budaya asli bangsanya karena itu ciri khas bangsa beradab. Lihat saja Malaysia sampai tega mengakui reog sebagai budaya asli bangsanya kan juga gara-gara ingin dibilang bangsa berbudaya, iya kan? Tulisan ini bukan berarti menganjurkan mengabaikan bahasa lain untuk tidak dipelajari dan digunakan dalam keseharian. Bukan! Hanya sebaiknya ajarkan lebih dulu bahasa ibu sebelum mengajarkan bahasa-bahasa lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun