Desa yang kuat dan mandiri adalah benteng keadilan sosial. Di desa, kemiskinan struktural bisa diurai dengan pendekatan komunitas. Ketika desa memiliki keleluasaan mengelola sumber daya, merancang kebijakan lokal, dan memanfaatkan Dana Desa secara strategis, maka jurang ketimpangan bisa dipersempit.
Desa juga memainkan peran vital dalam ketahanan pangan dan ekologi. Lahan-lahan pertanian, hutan rakyat, serta sistem irigasi tradisional seperti subak di Bali, menjadi penyangga kehidupan kota. Jika desa rapuh, maka rantai pasok nasional akan terputus. Jika desa rusak, maka krisis lingkungan akan makin parah.
Sayangnya, masih banyak desa yang terjebak dalam pola konsumsi, bukan produksi. Banyak lahan tidur, petani usia tua, dan generasi muda yang enggan kembali ke desa karena merasa tidak ada masa depan. Ini alarm serius bagi masa depan bangsa.
Desa sebagai Pusat Regenerasi
Pertama, negara perlu mendorong reverse migration  arus balik anak muda dari kota ke desa. Ini bisa dilakukan dengan insentif usaha, permodalan berbunga rendah, dan ekosistem pendukung bagi young village entrepreneurs. Generasi muda harus melihat desa bukan sebagai tempat tinggal orang tua, tapi sebagai lahan bertumbuh dan berkarya.
Kedua, tata ruang dan kepemilikan tanah di desa harus dibenahi. Banyak konflik agraria muncul karena desa tidak dilibatkan dalam perencanaan ruang. Reforma agraria yang inklusif bisa mengembalikan hak-hak warga desa dan memastikan keberlanjutan pertanian dan kehutanan rakyat.
Ketiga, desa harus dilibatkan dalam perumusan kebijakan nasional. Musyawarah desa perlu diakui sebagai bagian dari proses demokrasi deliberatif. Apa yang dibutuhkan desa, harus berasal dari suara desa itu sendiri --- bukan hanya data dan asumsi dari pusat.
Membangun Indonesia dari desa bukan sekadar wacana politik. Ini adalah panggilan sejarah. Ketika desa bangkit, Indonesia akan kokoh. Ketika desa mandiri, keadilan sosial akan lebih mudah tercapai. Kita butuh keberanian untuk memulai pembangunan dari akar, bukan dari pucuk.
Mari jadikan desa sebagai rumah masa depan: tempat belajar, bekerja, dan hidup dengan bermartabat. Karena sejatinya, Indonesia bukan dibangun dari gedung pencakar langit  tapi dari lumbung padi, suara kentongan, dan tangan-tangan petani desa yang tak pernah lelah menjaga kehidupan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI