Mohon tunggu...
Ibnu Tsaqif
Ibnu Tsaqif Mohon Tunggu... Development Economics Student

Seorang pemuda yang antusias dalam ekonomi, berupaya untuk menerapkan analisis dan strategi inovatif demi kemajuan ekonomi yang berkelanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Eksploitasi Alam dalam Ekonomi Kapitalis: Mengapa Amerika Harus Berubah?

15 Desember 2024   21:26 Diperbarui: 15 Desember 2024   21:25 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kondisi ini menuntut perhatian dari berbagai pihak, mengingat pentingnya hutan sebagai penopang kehidupan manusia. Jika eksploitasi hutan di Oregon terus berlanjut tanpa pengelolaan yang bijak, konsekuensinya dapat berdampak serius terhadap keberlangsungan hidup generasi mendatang. Oleh karena itu, langkah-langkah konkret untuk melindungi dan mengelola hutan secara berkelanjutan menjadi hal yang mendesak.

Kritik terhadap Kapitalisme dalam Perspektif Lingkungan

Kapitalisme yang pada dasarnya sangat memaksimasi profit dengan meminimalisir biaya kerap kali menimbulkan eksternalitas negatif pada lingkungan. Seperti yang terjadi di Amerika, dampak buruk yakni pencemaran air, pencemaran udara, deforestasi, serta eksploitasi sumber daya alam lainnya menjadi contoh nyata dari kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh sistem ini. Dalam kapitalisme, alam diperlakukan sebagai modal yang dapat dieksploitasi tanpa memperhatikan regenerasi atau keberlanjutan jangka panjang. Meskipun konsep ekonomi hijau telah diusulkan dengan tujuan mengatasi krisis lingkungan, pendekatan tersebut belum sepenuhnya dapat memberikan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan perlindungan lingkungan.

Karl Marx sangat mengecam kapitalisme atas eksploitasi sumber daya secara berlebihan. Sitem ini menimbulkan “keretakan metabolik” antara manusia dan lingkungan. Hal ini terjadi karena kapitalisme tidak dirancang untuk mendukung regenarasi ekosistem, namun untuk mengejar akumulasi kapital (Monthly Review, 2010).  Selain itu, seorang ekonom ekologi bernama Herman Daly menyatakan bahwa kapitalisme berbasis pertumbuhan tanpa batas tidak sesuai dengan ekosistem yang terbatas. Oleh karena itu, Daly membela ekonomi stasioner sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan karena membatasi eksploitasi sumber daya.

Kapitalisme sering mengabaikan keberlanjutan jangka panjang karena hanya memiliki fokus pada keuntungan jangka pendek. Sistem ini menimbulkan perusahaan untuk memprioritaskan profitabilitas dan pertumbuhan dibandingkan investasi dalam teknologi ramah lingkungan atau praktik berkelanjutan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Polanyi dalam “The Great Transformation” bahwa pasar bebas menciptakan tekanan kompetitif yang memunculkan perusahaan enggan mengadopsi langkah-langkah mitigasi lingkungan karena tindakan tersebut dapat mengurangi margin keuntungan mereka. Kritik-kritik ini menunjukkan bahwa kapitalisme sulit menciptakan keseimbangan antara kebutuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan.lingkungan.

Mengapa Amerika Harus Berubah?

Kebijakan berkelanjutan perlu segera diadopsi oleh Amerika supaya mencegah bencana ekologi dan sosial. Eksploitasi alam yang berlebihan dalam sistem kapitalisme telah menyebabkan kerusakan ekosistem yang serius, termasuk penurunan keanekaragaman hayati. Menurut laporan Carnegie Endowment, jika kebijakan berkelanjutan tidak diterapkan, maka dunia berisiko kehilangan lebih dari 1 juta spesies dalam dekade mendatang. Hal ini akan menimbulkan dampak signifikan pada fungsi ekosistem seperti penyediaan air dan kestabilan iklim. Oleh karena itu, kebijakan berkelanjutan menjadi urgensi untuk menjaga keseimbangan lingkungan.

Beberapa negara telah mengambil langkah konkret dalam menerapkan kebijakan ekonomi berkelanjutan. Sebagai contoh, Uni Eropa memimpin upaya dalam upaya dekarbonisasi melalui penerapan pajak karbon dan investasi besar dalam energi terbarukan. Kebijakan ini tidak hanya membantu menurunkan emisi karbon, tetapi juga meningkatkan efisiensi energi dalam sektor industri. Oleh karena itu, model ini dapat menjadi acuan bagi Amerika dalam menangani permasalahan seperti polusi udara dan kerusakan lingkungan lainnya.

Kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat Amerika sangat penting untuk mewujudkan perubahan yang lebih baik bagi lingkungan. Pemerintah dapat menerapkan kebijakan pro-lingkungan, seperti mengeluarkan subsidi untuk energi terbarukan serta menindak tegas aktivitas pencemaran lingkungan. Selain itu, masyarakat dapat berkontribusi melalui pola konsumsi yang lebih bertanggung jawab, seperti memilih produk dengan jejak karbon rendah supaya mengurangi tekanan terhadap lingkungan. Dengan mengintegrasikan kebijakan domestik yang selaras dengan tren global serta meningkatkan kesadaran publik, Amerika dapat memitigasi risiko ekologis dan sosial secara lebih efektif.

Kesimpulan

Degradasi lingkungan yang disebabkan oleh kapitalisme di Amerika seperti deforestasi, pencemaran sumber daya air, dan krisis iklim menunjukkan urgensi untuk mengubah arah kebijakan ekonomi menuju keberlanjutan. Sistem ekonomi yang didominasi oleh orientasi pada keuntungan dan pertumbuhan tanpa batas telah membawa dampak ekologis yang merusak. Oleh karena itu, diperlukan paradigma baru yang menempatkan keseimbangan antara kebutuhan manusia dan keberlangsungan alam sebagai prioritas utama. Kebijakan ramah lingkungan harus diterapkan seperti pemberian subsidi untuk energi terbarukan dan penerapan pembatasan emisi karbon yang dapat menjadi langkah awal untuk mengatasi krisis tersebut. Di sisi lain, masyarakat juga memegang peran penting dengan mendukung praktik konsumsi yang lebih bertanggung jawab. Dengan komitmen ini, Amerika dapat membuka jalan menuju masa depan yang lebih baik dan menjadikan bumi sebagai warisan berharga yang dapat dinikmati oleh generasi mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun