Mohon tunggu...
Ibnu Junaedi
Ibnu Junaedi Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab UIN Malang

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Ternyata, Bahasa Arab Itu Prioritas Kedua setelah Belajar Akhlak

15 November 2018   23:52 Diperbarui: 16 November 2018   00:41 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Dari masa ke masa, peran pendidikan sangat berpengaruh banyak dalam kehidupan manusia. Berkat pendidikan, derajat manusia terangkat, Berkat pendidikan manusia menjadi pribadi yang menjadi tolak ukur kualitas dalam segala bidang. Dan berkat pendidikan pula manusia dapat melangsungkan kehidupan dengan norma-norma dan nilai-nilai kehidupan yang indah.

Pendidikan usia dini tentunya menjadi harapan semua orang tua untuk putra-putrinya. Meskipun kita tau bahwa orangtua adalah bangku sekolah pertama untuk anak, kita tidak bisa menafikan bahwasanya para orangtua pasti akan berharap lebih untuk kelangsungan pendidikan putra-putrinya. Walhasil mereka pun diarahkan untuk menimba pengetahuan dari selain ayah dan ibu nya saja.

Tapi, apa pendidikan pertama yang diajarkan oleh para orangtua kepada putra-putrinya? Hampir semua orang sepakat bahwa pendidikan pertama anak yang diperoleh dari orang tuanya adalah pendidikan akhlak. Baik itu dilakukan secara verbal atau ataupun non verbal (dengan perilaku).

Mengapa pendidikan akhlak mendominasi dalam pendidikan usia dini? Apakah akhlak menjadi tolak ukur dan pondasi dalam hal pendidikan? Kira-kira itulah beberapa pertanyaan yang muncul ketika ada sebuah argumen yang menyatakan bahwa pendidikan akhlak adalah pendidikan yang paling dominan untuk usia dini. Mengapa demikian?

Pertama, ketika berbicara tentang akhlak, pasti kita akan tertuju pada makna karakter atau budi pekerti. Ketika sebuah budi pekerti melekat di dalam jiwa pada usia dini, tentunya akan sangat membantu seseorang dalam menjalani sebuah kehidupan. Karena dalam kehidupan ini ada nilai-nilai yang harus diterapkan manusia yang satu dengan yang lainnya sehingga antara kedua belah pihak atau lebih merasa nyaman satu sama lain.

Kedua, akhlak menjadi indikator utama dan ditempatkan di pondasi untuk menuju pendidikan yang diharapkan kedepannya. Bayangkan saja misalkan orangtua tak mengajarkan akhlak sejak dini, pasti anak-anak mereka tak punya sopan santun terhadap seseorang yang lebih tua darinya. Pasti mereka akan menyepelekan dan tak menghargai orang-orang yang lebih tua darinya meskipun itu orangtuanya sendiri.

Jadi, ketika pendidikan akhlak sudah diajarkan sejak dini, maka akan sangat mudah untuk meneruskan pendidikan-pendidikan lain yang berkaitan dengan kehidupan manusia. Karena mereka akan menghargai setiap orang yang mempunyai pengetahuan yang kemudian menngajarkan mereka akan pengetahuan itu. Dari situlah akan tercipta suasana nyaman, saling percaya satu sama lain, dan saling menghormati yang akan mengantarkan pada sebuah tujuan pendidikan.

Nah, sekarang muncul pertanyaan, apa pendidikan prioritas setelah pendidikan akhlak?

Dalam hal ini, berhubung ruang lingkup kita adalah negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia, maka kita hanya akan menyorot beberapa sisi dari kebutuhan penduduk muslim saja.

Setelah mempelajari pendidikan akhlak, umumnya orangtua akan mengarahkan  anaknya menuju pendidikan yang di dalamnya merupakan bentuk peng-implementasian sebuah akhlak yang tertuang dalam sebuah lembaran-lembaran berisikan banyak pengetahuan mengenai kehidupan yaitu Al-qur'an dan Hadits. Walhasil mau tidak mau pertama kali yang harus mereka lakukan adalah mengenalinya terlebih dahulu sebelum mendalaminya lebih lanjut.

Al-qur'an dan Hadits merupakan sebuah pedoman umat muslim yang tertulis dengan menggunakan bahasa arab. Dan dasar-dasar bahasa arab adalah huruf hijaiyah yang berjumlah 28 huruf yang diawali dengan alif dan diakhiri  dengan ya. Atau dalam bahasa Indonesia kita mengenal ada yang namanya huruf alfabet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun